Jumat, 05 April 2013

Moivasi "Batu Besar"

Suatu hari seorang dosen sedang memberi kuliah tentang manajemen waktu pada para mahasiswa. Dengan penuh semangat ia berdiri di depan kelas dan berkata, "Okay, sekarang waktunya untuk quiz." Kemudian ia mengeluarkan sebuah ember kosong dan meletakkannya di meja.Kemudian ia mengisi ember tersebut dengan batu sebesar sekepalan tangan. Ia mengisi terus hingga tak ada lagi batu yang cukup untuk di masukkan ke dalam ember. Ia bertanya pada kelas, "Menurut kalian, apakah ember ini sudah penuh?"

Semua mahasiswa serentak berkata, "Ya"

Dosen bertanya kembali, "Sungguhkah demikian?" Kemudian, dari dalam meja ia mengeluarkan sekantung kerikil kecil. Ia menuangkan kerikil-kerikil itu ke dalam ember lalu mengocok-ngocok ember itu sehingga kerikil-kerikil itu turun ke bawah mengisi celah-celah kosong di antara batu-batu.Kemudian, sekali lagi ia bertanya pada kelas, "Nah, apakah sekarang ember ini sudah penuh ?"

Kali ini para mahasiswa terdiam. Seseorang menjawab,"Mungkin tidak."

"Bagus sekali." sahut dosen. Kemudian ia mengeluarkan sekantung pasir dan menuangkannya ke dalam ember. Pasir itu berjatuhan mengisi celah-celah kosong antara batu dan kerikil. Sekali lagi, ia bertanya pada kelas, "Baiklah, apakah sekaran emer ini sudah penuh ?"

"Belum" sahu seluruh kelas.

Sekali lagi ia berkata, "Bagus. Bagus sekali." Kemudian ia meraih sebotol air dan mulai menuangkan airnya ke dalam ember sampai ke bibir ember. Lalu ia menoleh ke kelas dan bertanya, "Tahukah kalian apa maksud ilustrasi ini?"

Seorang mahasiswa dengan semangat mengacungkan jari dan berkata, "Maksudnya adalah, ak peduli seerapa padat jadwal kita, bila kia mau berusaha sekuat tenaga maka pasti kita bisa mengerjakannya."

"Oh, bukan," sahut dosen, "Buksn itu maksudnya. Kenyataan dari ilustrasi mengajarkan pada kia bahwa bila anda tidak memasukkan "batu besar" terlebih dahulu, maka anda tidak akan bisa memasukkan semuanya."

Apa yang dimaksud "batu besar" dalam hidup anda ? Anak-anak anda, pasangan anda, pendidikan anda, hal-hal-hal yan pening dalam hidup anda, mengajarkan sesuatu pada orang lain, melakukan pekerjaan yan kau cintai, waktu untuk diri sendiri, kesehatan anda, teman anda, atau semua yang berharga.

Ingatlah untuk selalu memasukkan "Batu Besar" pertama kali atau anda akan kehilangan semuanya. Bila anda mengisinya dengan hal-hal kecil (semacam kerikil dan pasir) maka hidup anda akan penuh dengan hal-hal kecil yang merisaukan dan ini semestinya tidak perlu. Karena dengan demikian anda tidak akan pernah memiliki waktu yang sesungguhnya anda perlukan untuk hal-hal besar dan penting.

Oleh karena itu, setiap pagi atau malam, ketika akan merenungkan cerita pendek ini, tanyalah pada diri anda sendiri "Apakah "Batu Besar" dalam hidup saya?" Lalu kerjakan itu pertama kali."

Rabu, 03 April 2013

Kesempatan Terbaik

Kesempatan adalah waktu, karena ia hanya datang sekali.
Kesempatan adalah peluang, karena anda dapat mengambil atau mengabaikannya. Kesempatan adalah keluasan, karena ia membuka jalan-jalan baru di masa depan. Di hadapan anda berjajar pintu-pintu kesempatan tak terhingga yang terbuka lebar. Anda hanya bisa memilih satu dan tak ada jalan kembali. Karenanya, putuskanlah yang terbaik bagi anda. Nasib tidak memihak kepada siapa-siapa, melainkan pada keputusan anda.

Kata pepatah, matahari takkan terbit dua kali untuk membangunkan orang yang tertidur nyenyak. Kesempatan pun takkan mengetuk dua kali agar anda mau membukakan pintu keputusan anda. Bila, toh ia datang lagi, ia menampakkan wajah yang berbeda. Dan, kesempatan terbaik yang anda miliki adalah hidup yang sekali ini. Pergunakanlah bukan hanya sebaik-baiknya, namun yang terbaik-baiknya.

Selasa, 02 April 2013

Cinta dan Waktu

Alkisah di suatu pulau kecil, tinggalah berbagai macam benda-benda abstrak: ada Cinta, Kesedihan, Kekayaan, Keembiraan, dan sebagainya. Mereka hidup berdampingan dengan baik.

Namun suatu ketika, datang badai menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba naik dan akan menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri. Cinta sangat kebingungan sebab ia tidak dapat berenang dan tak mempunyai perahu. Ia berdiri di tepi pantai mencoba mencari pertolongan. Sementara itu air makin naik membasahi kaki Cinta.

Tak lama Cinta melihat Kekayaan sedang menggayuh perahu. "Kekayaan, Kekayaan, Tolon Aku." teriak Cinta. "Aduh, Maaf Cinta." kata Kekayaan, "perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku tak dapat membaweamu serta, nanti perahuku tenggelam. Lagipula tak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini."

Lalu Kekayaancepat-cepat mengayuh perahunya pergi. Cinta sedih sekali, namun kemudian dilihatnyaKegembiraan lewat dengan perahunya. "Kegembiraan, Tolong Aku " teriak Cinta. Namun Kegembiraan terlalu gembira karena ia menemukan perahu sehingga ia tak mendengar teriakn Cinta.

Air semakin tinggi membasahi cinta sampai ke pinggang dan Cinta semakin panik.Tak lama lewatlah Kecantikan. " Kecantikan, bawalah aku bersamamu" teriak Cinta. "Wah Cinta, kamu basah dan kotor. Aku tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini." Sahut Kecantikan.

Cinta sedih sekali mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itu lewatlah Kesedihan. " Oh, Kesediahn, bawalah aku bersamamu," kata Cinta. "Maaf, Cinta. Aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja..." kata Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya. Cinta putus asa. Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya. Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara, " Cinta, Mari cepat naik ke perahuku" cinta menoleh ke arah suara itu dan melihat seorang tua dengan perahunya. Cepat-cepat Cinta naik ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya.

Di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan Cinta dan segera pergi lagi. Pada saat itu barulah Cinta sadar bahwa ia sama sekali idak mengetahui siapa orang tua yang menyelamatkannya itu. Cina segera menanyakan kepada seorang penduduk tua di pulau itu, siapa sebenarnya orang tua itu. " Oh, orang tua tadi ? Dia adalah waktu." Kata orang itu. " Tapi, mengapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan teman-teman yang menenalku pun enggan menolongku" tanya Cinta. "Sebab,"kata orang itu, "hanya Waktu lah yang tau berapa nilai sesunguhnya dai Cinta itu...."

Drama Bahasa Jerman Reyog Ponorogo





Hai, sobat pembaca, udah lama gak ngepost nih. hmmmb, kali ini gue coba ngepost hasil karya gue sama temen-temen, tentang drama Reyog Ponorogo, tapi dalam versi bahasa Jerman. Oh ya, santai aja sob, dramanya ini ada terjemahannya kok, jadi gak usah bingung. Semoga post kali ini bermanfaat bagi para pembaca, Amiin. Selamat membaca..:)

REYOG PONOROGO

I.
            Dahulu kala di kerajaan Kediri, hiduplah seorang raja & istrinya yang sudah tua. Mereka ingin mencari raja b            aru, tetapi anaknya perempuan. Sehingga mereka ingin segera menikahkan anaknya
Raja                             : Sayangku, kita sudah tua. Kerajaan kita membutuhkan seorang raja baru.
Kӧnig                          : Meine Liebe, wir sind schon alt. Unser Schloβ brauche eine neuer Kӧnig
Ratu                             : Tetapi, anak kita perempuan
Kӧnigin                       : Aber, unser kind ist Mädchen
Raja                             : Itu adalah masalahnya. Dia harus menikah
Kӧnig                          : Das ist Problemm. Sie müβt verheiraten
Ratu                             : Ya, sayangku
Kӧnigin                       : Ja, mein Liebe
Raja                             : Tetapi, siapa dia?
Kӧnig                          : Aber, wer ist er?
Ratu                             : Sekarang, kita panggil Songgolangit
Kӧnigin                       : Heute, rufen wir Songgolangit an
II
Raja                             : Anakku
Kӧnig                          : Meine Tӧchter
Songgolangit               : Ya, Ayah
Songgolangit              : Ja, vater
Raja                             : Kamu sudah dewasa. Kamu harus segera menikah
Kӧnig                          : Du bist schon Mädche. Du müβt dringend verheiraten
Songgolangit               : Tetapi, saya belum ingin menikah
Songgolangit              : Aber, ich mӧchte noch nicht verheiraten
Ratu                            : Kami sudah tua, kerajaan kita membutuhkan seorang raja baru
Kӧnigin                       : Wir sind schon alt, unser Schloβ braucht eine neuer Kӧnig
Songgolangit               : Ya Ibu. Saya meminta beberapa syarat
Songgolangit              : Ja Mutter. Ich bitte eine Bedigung
Ratu                            : Apa itu ?
Kӧnigin                       : Was ist das ?
Songgolangit               : Hmmmmmm……. Saya belum tahu
Songgolangit              : Hmmmmmm……. Ich denke noch nicht
III
            Songgolangit pun berpikir bagaimana memperoleh ide tentang syarat yang tidak mungkin dipenuhi, supaya Songgolangit tidak cepat menikah. Dayang pun melihat Songgolangit bersedih dan menghampirinya.      
Dayang                       : Tuan putriku, Mengapa kamu bersedih ?
Dayang                        : Meine Prinzeβin, warum bist du traurig ?
Songgolangit              : Aku memikirkan tentang pernikahanku
Songgolangit               : Ich denke über mein Verheirat
Dayang                        : Apa masalahnya ?
Dayang                       : Was ist Problemme ?
Songgolangit               : Aku belum ingin menikah, tetapi orang tuaku ingin aku menikah
Songgolangit              : Ich mӧchte noch nicht verheiraten, aber meine Eltern mӧchte mich verheiraten
Dayang                        : Sekarang, apa yang akan kamu lakukan, putri ?
Dayang                       : Heute, was willst du machen prinzeβin ?
Songgolangit               : Aku membutuhkan syarat yang tidak mungkin
Songgolangit              : Ich brauche unmӧglich Bedigung
Dayang                        : Eeeee…, saya punya ide
Dayang                       : Eeeee…, ich habe Idee
Songgolangit               : Apa itu ?
Songgolangit              : Was ist das ?
Dayang                        : Bagaimana jika 40 kuda kembar dan hewan berkepala dua ?
Dayang                       : Wie wenn 40 zwilling Pferd und zwei kopf Tier ?
Songgolangit               : Itu adalah ide bagus
Songgolangit              : Das ist gute Idee
Dayang                        : Ya, itu adalah itu bagus
Dayang                       : Ja, das ist gute Idee
Songgolangit               : Tetapi, itu masih mungkin. Kemudian, selain itu apa ?
Songgolangit              : Aber, das ist mӧglich. Dann, sonst was noch ?
Dayang                        : Eeeee…, kesenian baru
Dayang                       : Eeeee…, neuer Kunst
Songgolangit               : Saya setuju !!!
Songgolangit              : Ich bin verstanden !!!


IV
            Setelah itu, Dayang mengumumkan bahwa Dewi Songgolangit mencari seorang suami.
Dayang                        : Pengumuman, Siapa yang dapat memenuhi syarat, diantaranya, 40 kuda kembar, hewan berkepala dua, dan kesenian baru. Akan menjadi suami Dewi Songgolangit
Dayang                       : Ankündigung, wer kӧnnen die Bedingung füllen,  Nämmlich, 40 zwilling Pferd, zwei kopf Tier, und neuer Kunst. Kann Dewi Songgolangit Mann warden.
            Pengumuman telah diumumkan dan telah didengar oleh para patih dari berbagai kerajaan.
V
            Dari kerajaan Bantarangin ada seorang raja bernama Klonosewandono yang belum memiliki istri dan dia ingin segera memiliki istri, tetapi belum menemukan siapa yang pantas menjadi permaisurinya. Datanglah Bujangganong yang merupakan patihnya mengabarkan bahwa ada sayembara tentang pencarian suami untuk Songgolangit yang merupakan seorang putri dari kerajaan Kediri.
Bujangganong             : Rajaku, saya mendengar Kerajaan Kediri mengadakan sayembara
Bujangganong           : Mein Kӧnig, ich hӧre das Kediri Schloβ macht weftbewerb
Klonosewandono        : Sayembara, apa itu ?
Klonosewandono       : Weftbewerb, was ist das ?
Bujangganong             : Mencari suami untuk Songgolangit
Bujangganong           : Für Songgolangit mann suchen
Klonosewandono        : Apakah itu benar ?
Klonosewandono       : Ist das Richtig ?
Bujangganong             : Ya, tetapi ada beberapa syarat
Bujangganong           : Ja, aber gibt es eine Bedingung
Klonosewandono        : Apa itu ?
Klonosewandono       : Was ist das ?
Bujangganong             : 40 kuda kembar, hewan berkepala dua, dan kesenian baru
Bujangganong           : 40 zwilling Pferd, zwei kopf Tier, und neuer Kunst
Klonosewandono        : Itu mudah
Klonosewandono       : Das ist einfach
Bujangganong             : Tetapi, hewan berkepala dua yang tidak mudah
Bujangganong           : Aber, zwei kopf Tier sind nicht einfach
Klonosewandono        : Tidak masalah, saya akan mencarinya, persiapkan 40 kuda kembar !!!
Klonosewandono       : Kein Problemm, ich will versuchen, bereiten eine 40 zwilling Pferd !!!
Bujangganong             : Ya, rajaku
Bujangganong           : Ja, mein Kӧnig
VI
            Sementara itu, di kerajaan Lodaya
Patih Inderkala            : Rajaku, di kerajaan Kediri ada sayembara mencari suami untuk Songgolangit, tetapi ada beberapa syarat
Patih Inderkala         : Mein Kӧnig, in Kediri Schloβ gibt es Weftbewerb für Songgolangit Mann, aber gibt es eine Bedingung
Singobarong                : Tidak masalah
Singobarong              : Kein Problemm
Patih Inderkala            : Tetapi, kita punya musuh. Dia adalah Klonosewandono dari kerajaan Bantarangin
Patih Inderkala         : Aber, wir haben Feind. Er ist Klonosewandono von Bantarangin Schloβ
Singobarong                : Pergi ke kerajaan Bantarangin untuk melihat persiapan Klonosewandono
Singobarong              : Geh nach Bantarangin Schloβ und she die Vorbereitung Klonosewandono
Patih Inderkala            : Ya, rajaku
Patih Inderkala         : Ja, mein Kӧnig
VII
            Patih Inderkala pun pergi ke kerajaan Bantarangin untuk mengetahui sejauh mana persiapan dari Klonosewandono. Setelah mengetahuinya, Patih Inderkala kembali ke kerajaan Lodaya untuk memberitahukan sejauh mana persiapan dari Klonosewandono.
Singobarong                : Inderkala, seberapa jauh persiapan dari Klonosewandono ?
Singobarong              : Inderkala, wie viel Vorbereitung von Klonosewandono ?
Patih Inderkala            : Mohon maaf rajaku
Patih Inderkala         : Entschuldigung mein Kӧnig
Singobarong                : Apa yang terjadi ?
Singobarong              : Was ist los ?
Patih Inderkala            : Klonosewandono sudah menyiapkan 40 kuda kembar dan kesenian baru
Patih Inderkala         : Klonosewandono bereitet schon 40 zwilling Pferd und neuer Kunst
Singobarong                : Itu bahaya !!! Bagaimana ?
Singobarong              : Das ist gefahr !!! Wie ?
Patih Inderkala            : Maaf rajaku, saya tidak tahu
Patih Inderkala         : Entschuldigung mein Kӧnig, ich weiβ nicht
Singobarong                : Kita harus menyerang Klonosewandono
Singobarong              : Wir muβen Klonosewandono kämpfen
Patih Inderkala            : Kapan ?
Patih Inderkala         : Wann ?
Singobarong                : Di perjalanan menuju kerajaan Kediri
Singobarong              : In die raisen nach Kediri Schloβ
Patih Inderkala            : Ya, saya setuju
Patih Inderkala         : Ja, ich verstanden
VII
            Waktu pelamaran pun tiba. Klonosewandono beserta arak-arakannya berangkat ke kerajaan Kediri, namun dia belum menemukan hewan berkepala dua. Di tengah perjalanan, tanpa disangka-sangka datanglah rombongan dari kerajaan Lodaya yang siap menghadang pasukan dari Bantarangin.
Klonosewandono        : Apa yang kamu inginkan ?
Klonosewandono       : Was mӧchtest du ?
Singobarong                : Hahaha… Aku ingin 40 kuda kembarmu dan kesenian barumu
Singobarong              : Hahaha… Ich mӧchte deine 40 zwilling Pferd und deine neuer Kunst
Klonosewandono        : Tidak…Tidak…Tidak
Klonosewandono       : Nein…Nein…Nein
Singobarong                : Berikan, segera !!!
Singobarong              : Gib, heute !!!
Klonosewandono        : Kalau aku tidak mau ? Sekarang, pergi dari sini !!!
Klonosewandono       : Wenn ich will nicht ? Jetzt, geh von hier !!!
Singobarong                : Aku tidak akan pergi, sebelum aku mendapatkan syarat itu
Singobarong              : Ich gehe nicht, bevor ich nehme die Bedingung
Klonosewandono        : Jangan banyak bicara Singobarong !!!
Klonosewandono       : Nicht Sprechen Singobarong !!!
Singobarong                : Aku akan membunuhmu !!!
Singobarong              : Ich will dich tӧten !!!
Bujangganong             : Rajaku, biarkan saya melawan dia
Bujangganong           : Mein Kӧnig, laβ mich ihn kämpfen
Klonosewandono        : Ya, Bujangganong
Klonosewandono       : Ja, Bujangganong
Patih Inderkala            : Rajaku, saya akan melawan dia
Patih Inderkala         : Mein Kӧnig, ich will ihn kämpfen
Singobarong                : Ya, bunuh dia
Singobarong              : Ja, tӧten ihn
            Akhirnya, pertarungan terjadi antara Patih Bujangganong dengan Patih Inderkala. Masing-masing mengeluarkan kekuatan yang mereka miliki. Setelah terjadi pertarungan yang hebat, Patih Inderkala pun kalah. Singobarong pun tidak terima dengan kekalahan patihnya.
Patih Inderkala            : Maaf rajaku, saya tidak mampu
Patih Inderkala         : Entschuldigung mein Kӧnig, ich kann nicht mit ihn kämpfen
Singobarong                : Kurang ajar !!! Aku akan melawan dia !!!
Singobarong              : Verdamm !!! Ich will  ihn kämpfen !!!
            Pertarungan terjadi antara Bujangganong dengan Singobarong. Karena kemampuan Singobarong jauh melebihi kemampuan Bujangganong, Bujangganong pun kalah dalam pertarungan tersebut.
Klonosewandono        : Bujangganong, biarkan aku melawan dia
Klonosewandono       : Bujangganong, laβ mich ihn kämpfen
Bujangganong             : Ya tuan, maaf
Bujangganong           : Ja Kӧnig, entschuldigung
Klonosewandono        : Sekarang. Singobarong !!! Lawan aku !!!
Klonosewandono       : Jetzt. Singobarong !!! Gegen mich !!!
Singobarong                : Hahaha… Ya, jika itu keinginanmu
Singobarong              : Hahaha… Ja, wenn ist deine Lust
            Pertarungan hebat pun terjadi antata Singobarong dengan Klonosewandono. Klonosewandono sedikit kewalahan melawan Singobarong.
Singobarong                : Hanya itu kemampuanmu ?
Singobarong              : Nur daβ deine Kraft ?
Klonosewandono        : Jangan banyak bicara Singobarong !!! Aku tidak akan menyerah
Klonosewandono       : Nicht Sprechen Singobarong !!! Ich gebe nicht auf
            Pertarungan semakin sengit. Akhirnya, Klonosewandono mengeluarkan pecut andalannya, yaitu pecut Samandiman.
Klonosewandono        : Rasakan pecutku ! pecut Samandiman !!!
Klonosewandono       : Fuhlen meine Peitsche ! Peitsche Samandiman !!!
Singobarong                : Hahaha… tidak ada yang terjadi :-P
Singobarong              : Hahaha… kein los :-P
Klonosewandono        : Karena, kamu akan berubah dalam hitungan lima, empat, tiga, dua, satu
Klonosewandono       : Dann, Du willst ändern werden in fünf, vier, drei, zwei, eins
Singobarong                : Arrrrggghhhhhh T.T, ampuni aku
Singobarong              : Arrrrggghhhhhh T.T , bitten mich
Klonosewandono        : Aku tidak akan membunuhmu Singobarong, tetapi kamu harus menjadi syarat terakhirku
Klonosewandono       : Ich tӧte dich nicht Singobarong, aber du muβt mein letzte Bedingung werden
Singobarong                : Ya, jika itu maumu
Singobarong              : Ja, wenn ist das dein Wunschen
            Akhirnya, Klonosewandono pun mengalahkan Singobarong dengan kesaktiannya dan Singobarong menjadi persyaratan terakhir untuk melamar Dewi Songgolangit, karena Singobarong seorang siluman berkepala dan di pundaknya terdapat merak yang tidak dapat dilepas. Klonosewandono mengubah Singobarong dan meraknya menjadi hewan berkepala dua yaitu macan dan merak. Kemudian, Klonosewandono pergi ke kerajaan Kediri untuk menyerahkan syarat yang diminta Dewi Songgolangit. Di kerajaan Kediri Klonosewandono langsung bertemu dengan Songgolangit, kemudian Klonosewandono pun melamarnya dan mereka akhirnya menikah.
Klonosewandono        : Maukah kamu menikah denganku Songgolangit ?
Klonosewandono       : Willst du mich verhairaten ?
Songgolangit               : Ya, saya bersedia
Songgolangit              : Ja, ich will

Tokoh  :
  • Amara Faiz Wriahusna sebagai Singobarong dan Dayang
  • Fitria Nur Cahyani sebagai Songgolangit dan Patih Inderkala
  • Gita Ayu Asmarani sebagai Bujangganong dan Ratu
  • Hirman Setiawan sebagai Klonosewandono dan Raja