Hai, sobat pembaca, udah lama gak ngepost nih. hmmmb, kali ini gue coba ngepost hasil karya gue sama temen-temen, tentang drama Reyog Ponorogo, tapi dalam versi bahasa Jerman. Oh ya, santai aja sob, dramanya ini ada terjemahannya kok, jadi gak usah bingung. Semoga post kali ini bermanfaat bagi para pembaca, Amiin. Selamat membaca..:)
REYOG
PONOROGO
I.
Dahulu kala di kerajaan Kediri,
hiduplah seorang raja & istrinya yang sudah tua. Mereka ingin mencari raja
b aru, tetapi anaknya
perempuan. Sehingga mereka ingin segera menikahkan anaknya
Raja :
Sayangku, kita sudah tua. Kerajaan kita membutuhkan seorang raja baru.
Kӧnig : Meine Liebe, wir sind schon alt.
Unser Schloβ brauche eine neuer Kӧnig
Ratu :
Tetapi, anak kita perempuan
Kӧnigin : Aber, unser kind ist Mädchen
Raja :
Itu adalah masalahnya. Dia harus menikah
Kӧnig :
Das ist Problemm. Sie müβt verheiraten
Ratu :
Ya, sayangku
Kӧnigin :
Ja, mein Liebe
Raja :
Tetapi, siapa dia?
Kӧnig :
Aber, wer ist er?
Ratu :
Sekarang, kita panggil Songgolangit
Kӧnigin : Heute, rufen wir
Songgolangit an
II
Raja : Anakku
Kӧnig : Meine Tӧchter
Songgolangit : Ya, Ayah
Songgolangit :
Ja, vater
Raja : Kamu sudah dewasa. Kamu harus
segera menikah
Kӧnig : Du bist schon Mädche. Du müβt
dringend verheiraten
Songgolangit : Tetapi, saya
belum ingin menikah
Songgolangit :
Aber, ich mӧchte
noch nicht verheiraten
Ratu : Kami sudah tua, kerajaan kita
membutuhkan seorang raja baru
Kӧnigin : Wir sind schon alt, unser Schloβ
braucht eine neuer Kӧnig
Songgolangit :
Ya Ibu. Saya meminta beberapa syarat
Songgolangit : Ja Mutter. Ich
bitte eine Bedigung
Ratu :
Apa itu ?
Kӧnigin : Was ist das ?
Songgolangit :
Hmmmmmm……. Saya belum tahu
Songgolangit : Hmmmmmm……. Ich
denke noch nicht
III
Songgolangit pun berpikir bagaimana
memperoleh ide tentang syarat yang tidak mungkin dipenuhi, supaya Songgolangit
tidak cepat menikah. Dayang pun melihat Songgolangit bersedih dan
menghampirinya.
Dayang : Tuan putriku, Mengapa kamu
bersedih ?
Dayang :
Meine Prinzeβin, warum bist du traurig ?
Songgolangit : Aku memikirkan
tentang pernikahanku
Songgolangit :
Ich denke über mein Verheirat
Dayang :
Apa masalahnya ?
Dayang : Was ist Problemme ?
Songgolangit :
Aku belum ingin menikah, tetapi orang tuaku ingin aku menikah
Songgolangit : Ich mӧchte noch nicht verheiraten, aber meine
Eltern mӧchte
mich verheiraten
Dayang :
Sekarang, apa yang akan kamu lakukan, putri ?
Dayang : Heute, was willst du machen
prinzeβin ?
Songgolangit :
Aku membutuhkan syarat yang tidak mungkin
Songgolangit : Ich brauche unmӧglich Bedigung
Dayang :
Eeeee…, saya punya ide
Dayang : Eeeee…, ich habe Idee
Songgolangit :
Apa itu ?
Songgolangit : Was ist das ?
Dayang :
Bagaimana jika 40 kuda kembar dan hewan berkepala dua ?
Dayang : Wie wenn 40 zwilling Pferd und zwei
kopf Tier ?
Songgolangit :
Itu adalah ide bagus
Songgolangit : Das ist gute
Idee
Dayang :
Ya, itu adalah itu bagus
Dayang : Ja, das ist gute Idee
Songgolangit :
Tetapi, itu masih mungkin. Kemudian, selain itu apa ?
Songgolangit : Aber, das ist mӧglich. Dann, sonst was noch ?
Dayang :
Eeeee…, kesenian baru
Dayang : Eeeee…, neuer Kunst
Songgolangit :
Saya setuju !!!
Songgolangit : Ich bin
verstanden !!!
IV
Setelah itu, Dayang mengumumkan
bahwa Dewi Songgolangit mencari seorang suami.
Dayang :
Pengumuman, Siapa yang dapat memenuhi syarat, diantaranya, 40 kuda kembar,
hewan berkepala dua, dan kesenian baru. Akan menjadi suami Dewi Songgolangit
Dayang : Ankündigung, wer kӧnnen
die Bedingung füllen, Nämmlich, 40
zwilling
Pferd, zwei kopf Tier, und neuer Kunst. Kann
Dewi Songgolangit Mann warden.
Pengumuman telah diumumkan dan telah
didengar oleh para patih dari berbagai kerajaan.
V
Dari kerajaan Bantarangin ada
seorang raja bernama Klonosewandono yang belum memiliki istri dan dia ingin
segera memiliki istri, tetapi belum menemukan siapa yang pantas menjadi
permaisurinya. Datanglah Bujangganong yang merupakan patihnya mengabarkan bahwa
ada sayembara tentang pencarian suami untuk Songgolangit yang merupakan seorang
putri dari kerajaan Kediri.
Bujangganong :
Rajaku, saya mendengar Kerajaan Kediri mengadakan sayembara
Bujangganong : Mein Kӧnig,
ich hӧre
das Kediri Schloβ macht weftbewerb
Klonosewandono : Sayembara, apa itu ?
Klonosewandono : Weftbewerb, was ist das ?
Bujangganong : Mencari suami untuk Songgolangit
Bujangganong : Für Songgolangit mann suchen
Klonosewandono : Apakah itu benar ?
Klonosewandono : Ist das Richtig ?
Bujangganong : Ya, tetapi ada beberapa syarat
Bujangganong : Ja, aber gibt es eine Bedingung
Klonosewandono : Apa itu ?
Klonosewandono : Was ist das ?
Bujangganong : 40 kuda kembar, hewan berkepala
dua, dan kesenian baru
Bujangganong : 40 zwilling Pferd, zwei kopf Tier, und neuer Kunst
Klonosewandono : Itu mudah
Klonosewandono : Das ist einfach
Bujangganong : Tetapi, hewan berkepala dua yang
tidak mudah
Bujangganong : Aber, zwei kopf Tier sind nicht einfach
Klonosewandono : Tidak masalah, saya akan mencarinya,
persiapkan 40 kuda kembar !!!
Klonosewandono : Kein Problemm, ich will versuchen, bereiten eine 40 zwilling
Pferd !!!
Bujangganong : Ya, rajaku
Bujangganong : Ja, mein Kӧnig
VI
Sementara itu, di kerajaan Lodaya
Patih Inderkala : Rajaku, di kerajaan Kediri ada sayembara mencari suami
untuk Songgolangit, tetapi ada beberapa syarat
Patih
Inderkala : Mein Kӧnig, in Kediri Schloβ gibt es Weftbewerb
für Songgolangit Mann, aber gibt es eine Bedingung
Singobarong : Tidak masalah
Singobarong : Kein Problemm
Patih Inderkala : Tetapi, kita punya musuh. Dia adalah Klonosewandono
dari kerajaan Bantarangin
Patih
Inderkala : Aber, wir haben Feind.
Er ist Klonosewandono von Bantarangin Schloβ
Singobarong : Pergi ke kerajaan Bantarangin untuk melihat
persiapan Klonosewandono
Singobarong : Geh nach Bantarangin Schloβ und
she die Vorbereitung Klonosewandono
Patih Inderkala : Ya, rajaku
Patih
Inderkala : Ja, mein Kӧnig
VII
Patih Inderkala pun pergi ke
kerajaan Bantarangin untuk mengetahui sejauh mana persiapan dari
Klonosewandono. Setelah mengetahuinya, Patih Inderkala kembali ke kerajaan
Lodaya untuk memberitahukan sejauh mana persiapan dari Klonosewandono.
Singobarong : Inderkala, seberapa jauh
persiapan dari Klonosewandono ?
Singobarong : Inderkala, wie viel Vorbereitung von Klonosewandono ?
Patih
Inderkala : Mohon maaf rajaku
Patih Inderkala : Entschuldigung mein Kӧnig
Singobarong : Apa yang terjadi ?
Singobarong : Was ist los ?
Patih
Inderkala : Klonosewandono sudah
menyiapkan 40 kuda kembar dan kesenian baru
Patih Inderkala : Klonosewandono bereitet schon 40 zwilling Pferd und neuer
Kunst
Singobarong : Itu bahaya !!! Bagaimana ?
Singobarong : Das ist gefahr !!! Wie ?
Patih
Inderkala : Maaf rajaku, saya
tidak tahu
Patih Inderkala : Entschuldigung mein Kӧnig, ich weiβ nicht
Singobarong : Kita harus menyerang
Klonosewandono
Singobarong : Wir muβen Klonosewandono kämpfen
Patih
Inderkala : Kapan ?
Patih Inderkala : Wann ?
Singobarong : Di perjalanan menuju kerajaan
Kediri
Singobarong : In die raisen nach Kediri Schloβ
Patih
Inderkala : Ya, saya setuju
Patih Inderkala : Ja, ich verstanden
VII
Waktu pelamaran pun tiba.
Klonosewandono beserta arak-arakannya berangkat ke kerajaan Kediri, namun dia
belum menemukan hewan berkepala dua. Di tengah perjalanan, tanpa
disangka-sangka datanglah rombongan dari kerajaan Lodaya yang siap menghadang
pasukan dari Bantarangin.
Klonosewandono : Apa yang kamu inginkan ?
Klonosewandono : Was mӧchtest
du ?
Singobarong : Hahaha… Aku ingin 40 kuda
kembarmu dan kesenian barumu
Singobarong : Hahaha… Ich mӧchte deine 40 zwilling Pferd und deine
neuer Kunst
Klonosewandono : Tidak…Tidak…Tidak
Klonosewandono : Nein…Nein…Nein
Singobarong : Berikan, segera !!!
Singobarong : Gib, heute !!!
Klonosewandono : Kalau aku tidak mau ? Sekarang, pergi
dari sini !!!
Klonosewandono : Wenn ich will nicht ? Jetzt, geh von hier !!!
Singobarong : Aku tidak akan pergi, sebelum
aku mendapatkan syarat itu
Singobarong : Ich gehe nicht, bevor ich nehme die Bedingung
Klonosewandono : Jangan banyak bicara Singobarong !!!
Klonosewandono : Nicht Sprechen Singobarong !!!
Singobarong : Aku akan membunuhmu !!!
Singobarong : Ich will dich tӧten !!!
Bujangganong : Rajaku, biarkan saya melawan dia
Bujangganong : Mein Kӧnig,
laβ mich ihn kämpfen
Klonosewandono : Ya, Bujangganong
Klonosewandono : Ja, Bujangganong
Patih
Inderkala : Rajaku, saya akan
melawan dia
Patih Inderkala : Mein Kӧnig,
ich will ihn kämpfen
Singobarong : Ya, bunuh dia
Singobarong : Ja, tӧten
ihn
Akhirnya, pertarungan terjadi antara
Patih Bujangganong dengan Patih Inderkala. Masing-masing mengeluarkan kekuatan
yang mereka miliki. Setelah terjadi pertarungan yang hebat, Patih Inderkala pun
kalah. Singobarong pun tidak terima dengan kekalahan patihnya.
Patih
Inderkala : Maaf rajaku, saya
tidak mampu
Patih Inderkala : Entschuldigung mein Kӧnig, ich kann nicht mit ihn kämpfen
Singobarong : Kurang ajar !!! Aku akan
melawan dia !!!
Singobarong : Verdamm !!! Ich will ihn kämpfen !!!
Pertarungan terjadi antara
Bujangganong dengan Singobarong. Karena kemampuan Singobarong jauh melebihi
kemampuan Bujangganong, Bujangganong pun kalah dalam pertarungan tersebut.
Klonosewandono : Bujangganong, biarkan aku melawan dia
Klonosewandono : Bujangganong, laβ mich ihn kämpfen
Bujangganong : Ya tuan, maaf
Bujangganong : Ja Kӧnig,
entschuldigung
Klonosewandono : Sekarang. Singobarong !!! Lawan aku
!!!
Klonosewandono : Jetzt. Singobarong !!! Gegen mich !!!
Singobarong : Hahaha… Ya, jika itu
keinginanmu
Singobarong : Hahaha… Ja, wenn ist deine Lust
Pertarungan hebat pun terjadi antata
Singobarong dengan Klonosewandono. Klonosewandono sedikit kewalahan melawan
Singobarong.
Singobarong : Hanya itu kemampuanmu ?
Singobarong : Nur daβ deine Kraft ?
Klonosewandono : Jangan banyak bicara Singobarong !!!
Aku tidak akan menyerah
Klonosewandono : Nicht Sprechen Singobarong !!! Ich gebe nicht auf
Pertarungan semakin sengit. Akhirnya,
Klonosewandono mengeluarkan pecut andalannya, yaitu pecut Samandiman.
Klonosewandono : Rasakan pecutku ! pecut Samandiman !!!
Klonosewandono : Fuhlen meine Peitsche ! Peitsche Samandiman !!!
Singobarong : Hahaha… tidak ada yang terjadi
:-P
Singobarong : Hahaha… kein los :-P
Klonosewandono : Karena, kamu akan berubah dalam
hitungan lima, empat, tiga, dua, satu
Klonosewandono : Dann, Du willst ändern werden in fünf, vier, drei, zwei,
eins
Singobarong : Arrrrggghhhhhh T.T, ampuni aku
Singobarong : Arrrrggghhhhhh T.T , bitten mich
Klonosewandono : Aku tidak akan membunuhmu Singobarong, tetapi kamu harus
menjadi syarat terakhirku
Klonosewandono : Ich tӧte
dich nicht Singobarong, aber du muβt mein letzte Bedingung werden
Singobarong : Ya, jika itu maumu
Singobarong : Ja, wenn ist das dein Wunschen
Akhirnya, Klonosewandono pun
mengalahkan Singobarong dengan kesaktiannya dan Singobarong menjadi persyaratan
terakhir untuk melamar Dewi Songgolangit, karena Singobarong seorang siluman
berkepala dan di pundaknya terdapat merak yang tidak dapat dilepas.
Klonosewandono mengubah Singobarong dan meraknya menjadi hewan berkepala dua
yaitu macan dan merak. Kemudian, Klonosewandono pergi ke kerajaan Kediri untuk
menyerahkan syarat yang diminta Dewi Songgolangit. Di kerajaan Kediri
Klonosewandono langsung bertemu dengan Songgolangit, kemudian Klonosewandono
pun melamarnya dan mereka akhirnya menikah.
Klonosewandono : Maukah kamu menikah denganku
Songgolangit ?
Klonosewandono : Willst du mich verhairaten ?
Songgolangit : Ya, saya bersedia
Songgolangit : Ja, ich will
Tokoh :
- Amara
Faiz Wriahusna sebagai Singobarong dan Dayang
- Fitria
Nur Cahyani sebagai Songgolangit dan Patih Inderkala
- Gita
Ayu Asmarani sebagai Bujangganong dan Ratu
- Hirman
Setiawan sebagai Klonosewandono dan Raja