Hari
itu terlihat berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Masih terlalu pagi untukku
berdandan dan siap untuk berangkat kuliah untuk kali pertama. Dengan kemeja
putih dan celana putih serta almamater yang ku kenakan, terasa sudah siap untuk
berangkat menuju kampus baruku.
Ya,
hari itu adalah hari dimana aku menjalani ospek. Aku sendiri tidak paham dengan
yang namanya ospek. Apa sih sebenarnya gunanya ospek itu ? Yang aku lihat hanya
per-ploncoan, orang marah-marah, dan tugas yang aneh-aneh yang menurutku tidak
terlalu bermanfaat bagiku. Namun, apalah dayaku sebagai mahasiswa baru ? Hanya
melakukan apa yang telah ditugaskan saja lah, itu sudah untung tidak dimarahi.
Jam
ditanganku menunjukkan pukul 5.25, itu tandanya aku harus segera berangkat
menuju kampus, karena di pengumuman kemarin, kumpul di lapangan pukul 6.30.
Lalu aku segera bergegas memacu kendaraanku berharap semoga tepat waktu
sesampainya disana.
Sesampainya
disana tepat pukul 6.30, lalu aku segera bergabung dengan para mahasiswa baru
dari berbagai daerah dan jurusan. Kulirik kanan dan kiri namun tak ada satu
orangpun yang ku kenal. Aku mencoba mencari temanku yang satu jurusan denganku
D3 Teknik Kimia.
“Alex
!!” Teriak seseorang dari kerumunan.
Aku
terdiam sejenak mencari dari arah mana suara itu berasal. Lalu tiba-tiba
seseorang menepuk pundakku. Akupun menoleh ke belakang dan melihat orang itu,
sejenak aku terdiam dan berfikir, siapa ya dia ?? Setelah beberapa detik,
akhirnya aku tau siapa orang ini.
“Loh,
Akbar !” Teriakku dengan kaget.
“Baru
datang ?” Tanyanya.
“Iya
nih, aku baru datang, mana yang lainnya ?” Tanyaku balik.
“Nggak
tau lex, tapi fakultas kita tempatnya disini, jadi kita disini aja.”
“Oh,
Oke Oke.”
Akbar
ini adalah salah satu temanku yang berasal dari bekasi. Dia orangnya mudah
akrab dengan yang lain jadi gak heran jika sekarang dia sudah cukup banyak
teman disini sedangkan aku baru beberapa teman saja.
Setelah
upacara selesai, kami digiring menuju auditorium untuk menjalani kuliah umum
untuk kali pertama. Sesampainya disana aku sudah kenal dengan beberapa orang
yang satu jurusan denganku, ada Udin, Deni, Arman, Dani, Nurul, Laras,
Cindy, Tia, ya itulah beberapa orang telah ku kenal. Di auditorium kami hanya
mendengarkan ceramah dari rektor sampai pukul 12.00.
Ketika
mendengarkan ceramah aku sempat berfikir apa yang akan terjadi setelah ini, yaa
karena ospek sesungguhnya akan terjadi setelah ini. Benar saja ketika kami
telah selesai mendengarkan ceramah, kami meuju fakultas masing-masing.
Sesampainya di fakultas, kami memasuki ruangan, di dalam ruangan sudah terdapat
bebrapa orang yang duduk didepan dengan wajah yang garang.
“
waaaah ini mulai ini adegan marah-marahanya.” Pikirku.
“Dek
! Kondusif dek !!!” teriak salah seorang laki-laki yang berwajah garang.
Aku
hanya diam saja dan segera mencari tempat duduk yang agak tersembunyi supaya
tidak terlihat oleh kakak-kakaknya. Disampingku ada Akbar dan Laras, tampak
wajah mereka juga di selimuti ketakutan. Wajar kami adalah mahasiswa baru yang
belum tau apa-apa tentang bangku perkuliahan. Tiba-tiba terdengar suara yang
keras dari belakang.
“Hey
kamu yang pake kaos kaki hitam !! Berdiri !!!” Teriak seseorang.
Aku
tidak tahu siapa yang dimaksud orang tersebut, aku hanya terdiam saja.
“Kamu
!! Heee !!! Malah diam saja !! Cepat kedepan sana !!”
Aku
kaget sekali ternyata yang dimaksud kakaknya adalah aku. Dengan wajah yang
terlihat bodoh dan kaki yang gemetar aku berjalan menuju kedepan. Sesampainya
didepan kulihat wajah semua teman-teman memperhatikanku, seolah-olah memang
benar-benar salah.
“Kamu
itu bisa baca apa nggak ?! sudah jelas di pengumuman bertuliskan paki kaos kaki
putih !!
“Kamu
itu mahasiswa teknik !! Harus jeli gak boleh keliru sedikitpun !!
“Kalo
gak tahu Tanya temennya !! Ngerti nggak ??!!” Bentaknya begitu keras
“Iya
kak” Jawabku lirih.
“Jawab
yang keras !!” teriaknya lagi
“Iya
kak !”
“Iya
apanya ??!! Jangan cuma iya iya saja !! “ bentaknya lagi
“Iya
harus teliti kak.” Jawabku
“Oke,
ini hukuman buat kamu. Tulis 200 mimpi mu di selembar kertas folio, dikumpulkan
besok ke saya jam 07.00. Mengerti ?! “
“Siap,
mengerti kak” Jawabku.
Sial
betul pikirku hanya gara-gara memakai kaos kaki hitam jadi kena hukuman. Aku
memang benar-benar tidak tahu tentang peraturan itu. Mungkin ini yang dinamakan
jatuh ketiban tangga, udah jatuh, ketiban tangga pula, sakit. Sudah malu maju
sendirian dan di marah-marahin pula, lengkap sudah penderitaanku hari ini.
“Hmmmm…..200
mimpi ??” Pikirku dalam hati
Setelah
kegiatan hari itu selesai aku segera pulang ke kosan untuk ngerjain tugas-tugas
dan hukuman yang di berikan kakaknya tadi padaku. Jam dinding menunjukkan pukul
17.15 tandanya sudah beranjak petang dan aku harus buru-buru ngerjain tugas
kalau tidak ingin kena marah lagi.
Tanpa
basa basi ku kerjakan semua tugas-tugas. Walaupun rasanya capek banget karena
seharian penuh dengan kegiatan.
“Fiiiuuuh,
akhirnya selesai juga.” Kataku
Kulihat
jam tanganku ternyata keadaan sudah larut, dan aku belum ngerjain hukuman dari
kakaknya tadi. Ku cari selembar kertas folio dan kucoba menulis beberapa
kalimat dan bleeeekkk…… aku tertidur.
“Krrrriiiiiingggg……krrrrriiiiinngggg…..krrrrrriiiiinngggg”
Ku
coba buka mataku yang masih terpejam, ku raba-raba dan mencari darimana sumber
suara itu. Ternyata hpku berada di atas meja. Ku buka mataku dan terhenyak.
“Buusseeetdaah
udah jam segini ??” Kataku panik.
Benar
saja jam menunjukkan pukul 05.00 dan aku masih menyisakan tugas hukumanku yang
baru beberapa saja ku isi. Langsung saja kutulis apa adanya tanpa memikirkan
apakah itu memang akan aku jalani atau hanya sekadar tuliusan saja. Sampai
akhirnya aku selesai menulis 200 mimpi itu. Lalu kucepat-cepat mandi dan
siap-siap untuk berangkat agar tak kena hukuman lagi. Sesampainya di kampus
kulihat sudah ramai berkumpul di lapangan basket. Akupun segera menuju kesana.
“Semuanya
berkumpul !!! Siiiiaaaap grraaak !!
“Siap
deek !! Siaap !! Bisa baris gak ??!!
“Udah
pada gede baris aja gak bisa, malu dek ! malu !!
“Siapa
yang kemarin dapat hukuman ?! Cepat maju !
“Gak
ada yang ngaku ?! Cepat maju dek !!”
Lalu
aku maju dan nyerahin tugas hukmanku pada kakaknya.
“Baca
keras-keras dek di depan teman-temanmu !!”
“Waduh
gawat nih “ Kataku dalam hati.
“Cepat
baca !!”
“Iya
kak”
“200
impianku 1. Membahagiakan orang tua 2. Jadi orang sukses 3. Jadi orang kaya 4.
Dapat istri yang solehah 5. Jadi presiden RI……”
“Sudah
cukup. Semuanya bilang “Amiin”!”
“Amiin”
Serentak
Malu
banget sumpah dikerjain habis-habisan. Tapi, gapapa lah, itung-itung dapat do’a
dari teman-teman semoga dapat terwujud semua 200 mimpiku. Setelah kejadian itu
entah kenapa hari-hari ospekku beralan lancer tanpa hukuman apapun. Mungkin
kakaknya sudah bosen karena yang kena hukuman hanya aku terus, hehehe. Akhirnya
kegiatan ospek pun berakhir dan akhirnya bisa bebas tanpa tugas dan hukuman
yang konyol lagi.