Kamis, 21 Januari 2016

OSPEK


            Hari itu terlihat berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Masih terlalu pagi untukku berdandan dan siap untuk berangkat kuliah untuk kali pertama. Dengan kemeja putih dan celana putih serta almamater yang ku kenakan, terasa sudah siap untuk berangkat menuju kampus baruku.
            Ya, hari itu adalah hari dimana aku menjalani ospek. Aku sendiri tidak paham dengan yang namanya ospek. Apa sih sebenarnya gunanya ospek itu ? Yang aku lihat hanya per-ploncoan, orang marah-marah, dan tugas yang aneh-aneh yang menurutku tidak terlalu bermanfaat bagiku. Namun, apalah dayaku sebagai mahasiswa baru ? Hanya melakukan apa yang telah ditugaskan saja lah, itu sudah untung tidak dimarahi.
            Jam ditanganku menunjukkan pukul 5.25, itu tandanya aku harus segera berangkat menuju kampus, karena di pengumuman kemarin, kumpul di lapangan pukul 6.30. Lalu aku segera bergegas memacu kendaraanku berharap semoga tepat waktu sesampainya disana.
            Sesampainya disana tepat pukul 6.30, lalu aku segera bergabung dengan para mahasiswa baru dari berbagai daerah dan jurusan. Kulirik kanan dan kiri namun tak ada satu orangpun yang ku kenal. Aku mencoba mencari temanku yang satu jurusan denganku D3 Teknik Kimia.
            “Alex !!” Teriak seseorang dari kerumunan.
            Aku terdiam sejenak mencari dari arah mana suara itu berasal. Lalu tiba-tiba seseorang menepuk pundakku. Akupun menoleh ke belakang dan melihat orang itu, sejenak aku terdiam dan berfikir, siapa ya dia ?? Setelah beberapa detik, akhirnya aku tau siapa orang ini.
            “Loh, Akbar !” Teriakku dengan kaget.
            “Baru datang ?” Tanyanya.
            “Iya nih, aku baru datang, mana yang lainnya ?” Tanyaku balik.
            “Nggak tau lex, tapi fakultas kita tempatnya disini, jadi kita disini aja.”
            “Oh, Oke Oke.”
            Akbar ini adalah salah satu temanku yang berasal dari bekasi. Dia orangnya mudah akrab dengan yang lain jadi gak heran jika sekarang dia sudah cukup banyak teman disini sedangkan aku baru beberapa teman saja.
            Setelah upacara selesai, kami digiring menuju auditorium untuk menjalani kuliah umum untuk kali pertama. Sesampainya disana aku sudah kenal dengan beberapa orang yang satu jurusan denganku, ada Udin, Deni, Arman, Dani, Nurul, Laras, Cindy, Tia, ya itulah beberapa orang telah ku kenal. Di auditorium kami hanya mendengarkan ceramah dari rektor sampai pukul 12.00.
            Ketika mendengarkan ceramah aku sempat berfikir apa yang akan terjadi setelah ini, yaa karena ospek sesungguhnya akan terjadi setelah ini. Benar saja ketika kami telah selesai mendengarkan ceramah, kami meuju fakultas masing-masing. Sesampainya di fakultas, kami memasuki ruangan, di dalam ruangan sudah terdapat bebrapa orang yang duduk didepan dengan wajah yang garang.
            “ waaaah ini mulai ini adegan marah-marahanya.” Pikirku.
            “Dek ! Kondusif dek !!!” teriak salah seorang laki-laki yang berwajah garang.
            Aku hanya diam saja dan segera mencari tempat duduk yang agak tersembunyi supaya tidak terlihat oleh kakak-kakaknya. Disampingku ada Akbar dan Laras, tampak wajah mereka juga di selimuti ketakutan. Wajar kami adalah mahasiswa baru yang belum tau apa-apa tentang bangku perkuliahan. Tiba-tiba terdengar suara yang keras dari belakang.
            “Hey kamu yang pake kaos kaki hitam !! Berdiri !!!” Teriak seseorang.
            Aku tidak tahu siapa yang dimaksud orang tersebut, aku hanya terdiam saja.
            “Kamu !! Heee !!! Malah diam saja !! Cepat kedepan sana !!”
            Aku kaget sekali ternyata yang dimaksud kakaknya adalah aku. Dengan wajah yang terlihat bodoh dan kaki yang gemetar aku berjalan menuju kedepan. Sesampainya didepan kulihat wajah semua teman-teman memperhatikanku, seolah-olah memang benar-benar salah.
            “Kamu itu bisa baca apa nggak ?! sudah jelas di pengumuman bertuliskan paki kaos kaki putih !!
            “Kamu itu mahasiswa teknik !! Harus jeli gak boleh keliru sedikitpun !!
            “Kalo gak tahu Tanya temennya !! Ngerti nggak ??!!” Bentaknya begitu keras
            “Iya kak” Jawabku lirih.
            “Jawab yang keras !!” teriaknya lagi     
            “Iya kak !”
            “Iya apanya ??!! Jangan cuma iya iya saja !! “ bentaknya lagi
            “Iya harus teliti kak.” Jawabku
            “Oke, ini hukuman buat kamu. Tulis 200 mimpi mu di selembar kertas folio, dikumpulkan besok ke saya jam 07.00. Mengerti ?! “
            “Siap, mengerti kak” Jawabku.
            Sial betul pikirku hanya gara-gara memakai kaos kaki hitam jadi kena hukuman. Aku memang benar-benar tidak tahu tentang peraturan itu. Mungkin ini yang dinamakan jatuh ketiban tangga, udah jatuh, ketiban tangga pula, sakit. Sudah malu maju sendirian dan di marah-marahin pula, lengkap sudah penderitaanku hari ini.
            “Hmmmm…..200 mimpi ??” Pikirku dalam hati
            Setelah kegiatan hari itu selesai aku segera pulang ke kosan untuk ngerjain tugas-tugas dan hukuman yang di berikan kakaknya tadi padaku. Jam dinding menunjukkan pukul 17.15 tandanya sudah beranjak petang dan aku harus buru-buru ngerjain tugas kalau tidak ingin kena marah lagi.
            Tanpa basa basi ku kerjakan semua tugas-tugas. Walaupun rasanya capek banget karena seharian penuh dengan kegiatan.
            “Fiiiuuuh, akhirnya selesai juga.” Kataku
            Kulihat jam tanganku ternyata keadaan sudah larut, dan aku belum ngerjain hukuman dari kakaknya tadi. Ku cari selembar kertas folio dan kucoba menulis beberapa kalimat dan bleeeekkk…… aku tertidur.
            Krrrriiiiiingggg……krrrrriiiiinngggg…..krrrrrriiiiinngggg”
            Ku coba buka mataku yang masih terpejam, ku raba-raba dan mencari darimana sumber suara itu. Ternyata hpku berada di atas meja. Ku buka mataku dan terhenyak.
            “Buusseeetdaah udah jam segini ??” Kataku panik.
            Benar saja jam menunjukkan pukul 05.00 dan aku masih menyisakan tugas hukumanku yang baru beberapa saja ku isi. Langsung saja kutulis apa adanya tanpa memikirkan apakah itu memang akan aku jalani atau hanya sekadar tuliusan saja. Sampai akhirnya aku selesai menulis 200 mimpi itu. Lalu kucepat-cepat mandi dan siap-siap untuk berangkat agar tak kena hukuman lagi. Sesampainya di kampus kulihat sudah ramai berkumpul di lapangan basket. Akupun segera menuju kesana.
            “Semuanya berkumpul !!! Siiiiaaaap grraaak !!
            “Siap deek !! Siaap !! Bisa baris gak ??!!
            “Udah pada gede baris aja gak bisa, malu dek ! malu !!
            “Siapa yang kemarin dapat hukuman ?! Cepat maju !
            “Gak ada yang ngaku ?! Cepat maju dek !!”
            Lalu aku maju dan nyerahin tugas hukmanku pada kakaknya.
            “Baca keras-keras dek di depan teman-temanmu !!”
            “Waduh gawat nih “ Kataku dalam hati.
            “Cepat baca !!”
            “Iya kak”
            “200 impianku 1. Membahagiakan orang tua 2. Jadi orang sukses 3. Jadi orang kaya 4. Dapat istri yang solehah 5. Jadi presiden RI……”
            “Sudah cukup. Semuanya bilang “Amiin”!”
            “Amiin” Serentak
            Malu banget sumpah dikerjain habis-habisan. Tapi, gapapa lah, itung-itung dapat do’a dari teman-teman semoga dapat terwujud semua 200 mimpiku. Setelah kejadian itu entah kenapa hari-hari ospekku beralan lancer tanpa hukuman apapun. Mungkin kakaknya sudah bosen karena yang kena hukuman hanya aku terus, hehehe. Akhirnya kegiatan ospek pun berakhir dan akhirnya bisa bebas tanpa tugas dan hukuman yang konyol lagi.

3 komentar:

kurang greget.. kirain bakal panjang ato bersambung.. wkwk

Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

udah pusing gua mau nambahin cerita apa lagi haha