Hati senang walaupun tak punya uang
~ karena persahabatan cukup untuk sebuah
kebahagiaan. Pada tahap ini kami telah mengetahui arti dari sebuah
persahabatan. Semua akan berjalan sesuai kodratnya apabila kami terus bersama.
Berpisah bukanlah sebuah solusi dari sebuah masalah.
Pagi itu jam 9 ketika kami istirahat
pertama. Seperti biasaya kami pergi ke kantin mbak tengah, membeli es dan
beberapa gorengan. Beberapa temanku ada yang makan, mungkin ada yang belum
sarapan. Dari arah depan Rojek datang padaku dengan tatapan serius.
“Mon..” Panggil Rojek
“Ada apa Jek ?” Tanyaku
“Nanti, pulang sekolah kita rapat.”
Kata Rojek
“Rapat apa Jek ? Ngawur !” Selaku
“Sssssstttt….. Jangan keras-keras.
Udah pokoknya kita nanti sehabis pulang sekolah rapat di depan KUA. Seperti
biasanya.” Jelasnya
“Yaaaaaa, terserah apa katamu deh.
Siapa aja ?” Tanyaku
“Aku, kamu sama Kepet.” Jawabnya
“Okee deeh.” Sahutku
“Yaudah, aku mau ke kelas, aku belum
ngerjain PR pak SM. Eeeiiit aku minta gorengannya.” Dia pergi sambil nyomot
gorenganku.
“Woooooy!!! Aseeeem bocah !!”
Teriakku.
~~~~
Hari ini cukup membosankan karena
pelajarannya dan juga karena gurunya. Pak SM namanya. Begitu kami memanggilnya,
seorang guru fisika yang agak ngawur ngajarnya. Kadang-kadang kami merasa tidak
mengerti apa yang beliau katakan. Namun ketika kami tidak mengerti kami pasti
kena ocehan. Apalagi yang bertindak nakal, tidur atau ngobrol dengan temannya,
pasti kena hukuman. Susah payah aku untuk menjaga mata ini untuk tetap terbuka.
Mulut yang selalu aku bungkam supaya tidak ngobrol sama temanku. Dan tangan
yang harus selalu menulis untuk memenuhi buku catatan. Pelajaranpun selesai.
Alhamdullillah……
Aku mengayuh sepedaku menuju tempat
rapat. Di depan KUA dekat sekolah. Dimana kami sering nongkrong disana sehabis
pulang sekolah. Tempatnya enjoy, enak untuk santai-santai. Di sana
terdapat sebuah taman kecil ditengah-tengahnya ada pohon cemara yang tidak
terlalu tinggi tapi cukup untuk menghalangi sinar matahari dan menjaga tempat
ini tetap sejuk.
Disana kulihat Rojek sudah menunggu.
Aku dan Kepet langsung menghampirinya.
“Sebenarnya ada apa Jek, kamu bawa
kita kemari?” Tanyaku heran.
“Gini Mon, kesempatan untuk kita
populer sudah tertutup, aku gak mau kita Cuma gini-gini aja. Kita harus ada
kegiatan, atau semacam target biar hidup kita jadi greget.” Ucap Rojek
menjelaskan.
“Terus kamu punya ide apa Jek?”
Tanya Bahtor
“Aku juga belum kepikiran sih,
hehehe.” Ucapnya enteng
“Sudah kuduga, kamu itu kalo punya
ide pasti setengah-setengah.” Timpaku
“Hahaha, makanya aku kumpulin kalian
disini buat bahas itu.” Kata Rojek membela diri
“Halah ujung-ujungnya pasti gak
beres nih.” Kepet berprasangka buruk
“Pet, inget kata pak Pur, kita gak
boleh suudzon!” Kata Rojek
“Tumben inget jek, biasanya yang ada
di pikiranmu cuma cewek doang, hahaha” Kataku
“Naaaaa…! Ini..! Ide bagus!” Kepet
menyeletuk
“Ide apa Pet?!” Tanya Rojek
penasaran
“Gini aja, kita bikin perlombaan,
cepet-cepetan dapet cewek, siapa cepat dapet cewek dia yang menang, dan yang
paling terakhir dapet cewek, dia yang kalah.” Celetuk Kepet
“Gilak, kalo urusan cewek aja
langsung jalan nih otak!” Jawab Rojek
“Idemu ngawur Pet!” Aku menimpali
“Loh ini ide hebat lo, kita semua
pada jomblo kan, lumayan kalo beneran dapet Hahaha…” Jawab Kepet seenaknya
“Betul juga tuh, lumayan kan dapet
cewek.” Kata Rojek.
“Waduh gimana nih?” Jawabku bingung
“Gimana Jek? Setuju?” Tanya Kepet
“Gas Pol!” Jawab Rojek
“Gimana Mon?” Tanya Kepet kepadaku
“Ya gimana lagi, kalo yang lain
setuju, aku ya setuju, tapi hukumannya apa?” Jawabku pasrah
“Gimana kalo nraktir makan aja?”
Jawab Kepet
“Yaudah boleh juga” Jawabku dan
Rojek
“Oke, deal ya? Mulai hari ini kita
sepakat untuk lomba dapet cewek!” Kata Kepet
“DEAL!!”
Belum sembuh patah hatiku dengan
Vita, kini aku harus kembali bergulat dengan percintaan. Ini semua berkat ide
gila dari Kepet. Namun, ditengah-tengah konflik band kami, ini justru sebagai
penghibur melupakan kejadian sebelumnya dan mulai membuka lembaran baru. Ini
juga sekaligus menjadi momen untukku agar benar-benar move on dari Vita.
Semoga…