Sabtu, 22 Agustus 2015

Perpisahan Termanis


            Hari itu aku sangat bahagia karena kini aku telah menjadi mahasiswa. Setelah berjuang keras menghadapi ujian dandan akhirnya lolos. Begitu membanggakan mendapat hasil yang kita peroleh dari usaha kita sendiri. Setelah hari pengumuman itu aku bergegas untuk mempersiapkan kepindahanku ke Surakarta. Ya, salah satu universitas negeri favorit yang ada disana. Sebelumnya tak pernah terpikirkan olehku untuk jauh dari orang tua, karena semenjak dulu aku belum pernah hidup jauh dengan orang tua. Tak terpikirkan juga meninggalkan kampong halaman yang telah menjadi saksi bisu perjalanan hidupku. Teman-teman dan sahabat-sahabat yang setia yang selalu ada disampingku untuk menghadapi segala halangan dan rintangan, serta Nisa pacarku yang selalu mendukungku, selalu menyemangatiku, kini aku akan meninggalkan mereka semua demi meraih mimpi dan cita-citaku.
            Hari itu langit membiru dan tampak terik matahari menyinari tanpa henti, terasa sedikit panas dari biasanya. Memang musim ini adalah musim kemarau sudah dua bulan tidak turun hujan. Mungkin ini yang disebut el-nino. Renacanaku hari ini adalah berkumpul dengan keluarga menikmati hari-hari terkahir sebelum keberangkatanku ke tanah rantau.
            “Dek, ayo mancing ?” Tanyaku ke adikku
            Di rumahku ada sebuah kolam lele budidaya milik ayahku, kebetulan ikan lelenya sudah agak besar sehingga bisa untuk dimakan. Aku sendiri sering memancing lele dikolam ayahku, biasanya ketika tidak ada lauk aku dan adikku memancingnya untuk dimasak sedangkan hari ini hanya sekadar untuk seru-seruan walaupaun akhirnya dimasak juga. Dengan menganggukkan kepalanya bertanda bahwa adikku setuju untuk memancing. Akupun menyiapkan peralatan untuk memancing.
            Kuhabiskan waktu siang ini sampai sore untuk memancing lele. Beberapa lele telah kudapat dan kuserahkan pada ibukku untuk dimasak. Cukup sudah tugasku untuk memancing. Walaupun malamnya aku tidak akan makan dirumah, karena ada janji dengan Nisa pergi keluar.
            Kini jam dinding menunjukkan pukul 16.00 WIB, saatnya aku bergegas menuju ke rumah Nisa. Tak lupa sebelum kerumahnya aku sudah berdandan rapi dan wangi, karena hari ini adalah hari dimana aku akan berjauhan dengannya dalam waktu yang lama. Sesampainya dirumahnya kulihat dia sudah siap untuk berangkat. Kupandangi dia, kurasa dia lebih cantik dari sebelumnya, lebih anggun, terasa semakin berat untuk pergi jauh darinya.
            Aku merasa hari ini memang berbeda dengan hari-hari sebelumnya tak banyak kata yang berucap dari bibir manisnya. Hanya sedikit tersenyum dan diam kembali. Sesampainya di tempat makan, kami pesan makanan kesukaan masing-masing dari kami. Sambil menunggu pesanan datang aku mencoba untuk membuka pembicaraan.
            “Nis, kenapa kok kamu diam gak kaya biasanya ?” tanyaku.
            “Aku gapapa kok lex.” Jawabnya
            “Beneran kamu gapapa ?” tanyaku lagi.
            “Iya beneran kok lex.”
Kemudian suasana kembali membisu. Aku tidak mengerti apa yang terjadi, apa mungkin dia marah karena aku besok akan pergi jauh darinya, atauada masalah lain. Tak terasa makanan yang kami pesan akhirnya datang. Kami pun makan dan tak banyak bicara. Setelah makan seleasai aku kembali bertanya kepadanya.
            “Nis, kamu marah sama aku ?”
            “Nggak lex.” Jawabnya singkat.
            “Lalu kenapa kamu diam ? tidak biasanya kamu begini. Apa aku punya salah sama kamu “
            “Nggak kok lex, kamu gak salah apa-apa.”
            “Nis, aku besok mau pergi jauh, dan kemungkinan kita ketemu lagi masih sangat lama. Ayolah ngomong biar aku tau.
            “Nis, aku sayang kamu, aku gak mau jauh sama kamu, aku pengen sama kamu terus nis.” Kataku.
Nisa tetap terdiam sambil merunduk, tiba-tiba tetes demi tetes air matanya jatuh membasahi pipinya.
“Alex…” Suaranya pelan
“ Aku tau lex kamu sayang banget sama aku, aku juga tau kamu gak mau jauh dari aku. Tapi….” Suaranya terhenti
“Tapi kenapa nis ?” Tanyaku
“Pergilah lex, carilah wanita yang baik yang bisa membuatmu bahagia.” Katanya pelan.
“Kamu ini ngomong apasih nis ? Aku udah temukan wanita yang baik yang bisa membuatku bahagia, itu kamu nis.”
“Mau gimana lag ilex ? Mana bisa aku membuatmu bahagia ? aku hanya akan menyusahkanmu.”
“Nis, apapun kamu, aku tetap sayang sama kamu, aku gak bisa nis mencari yang lai, kamu lah yang terbaik buat aku.”
“Sudahlah lex, cukup sampai disini saja…”
“Maksud kamu apa nis ?”
“Sudah cukup sampai disini cerita kita.”
“Kita udah lebi dari 3 tahun pacaran nis, dan kamu mutusin aku cuma masalah begini?” Tanyaku dengan keras.
“Maaf lex.”
“Apa kamu udah gak sayang lagi sama aku ?”
Kemudian Nisa kembali terdiam, nampak dia tak mampu menjawabnya.
“Iya lex, maaf aku udah gak sayang lagi sama kamu, carilah wanita yang lebih dari aku lex, carilah wanita yang bisa membuatmu bahagia.”
Aku tak percaya dengan semua yang telah dikatanya, setelah sekian lama cinta ini berlayar, dan akhirnya dia sudah tidak sayang lagi denganku. Serasa waktu di seluruh dunia berhenti. Terasa kerlingan air mataku akan segera berjatuhan, terasa pedih, terasa sakit dada ini, ku coba untuk menahan air mata itu namun aku tak bisa, begitu derasnya air mata ini jatuh.
“Apa maksud semua ini nis ? apakah kamu udah punya laki-laki lain ?”
Di tersenyum menghapus air mataku dan mencium keningku, dan berkata.
“Lex, makasih ya atas selama ini, aku gak pernah menyesal mencintaimu, aku gak pernah menyesal pernah mennyayangimu, biarlah ini menjadi kenangan kita, kini pergilah, kejarlah cita-citamu jangan sampai aku menjadi penghalangnya dan carilah wanita yang baik, yang akan membuatmu bahagia, sekali lagi terimakasih lex.”

Jumat, 21 Agustus 2015

NASIONALISME


Nasionalisme dalam bahasa terbagi menjadi dua yaitu nasional dan isme. Nasional dalam bahasa Indonesia berarti sesuatu yang bersifat kebangsaan, berkenaan atau berasal dari bangsa sendiri meliputi suatu bangsa, sedangkan isme adalah system kepercayaan berdasarkan politik, sosial atau ekonomi. Jadi secara etimologis nasionalisme adalah suatu paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara sendiri.
            Dewasa ini, nasionalisme seperti tidak di gubris lagi oleh masyarakat. Banyak masyarakat yang tidak mengerti pentingnya nasionalisme. Terlebih lagi bagi kaum muda sekarang yang sudah melenceng jauh dari nasionalisme.
            Maka dari itu, penulis mencoba mewancarai beberapa kaum muda yang dipilih secara acak, untuk mengetahui bagaimana pemahaman kaum muda tersebut terhadap nasionalisme. Selain itu juga untuk memenuhi tugas Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
            Narasumber pertama bernama Hanum Ni’matul Rochmah dari Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta angkatan tahun 2014. Menurut pemahaman saudara Hanum, nasionalisme adalah rasa cinta terhadap tanah air. Nasionalisme ada disetiap negara. Setiap warga negara seharusnya memiliki rasa cinta terhadap negaranya. Tidak semua warga negara harus menunjukkan rasa nasionalisme tersebut dengan hal yang sama, tetapi setiap warga negara memiliki cara yang berbeda-beda untuk menunjukkan rasa naisionalisme mereka. Selain itu suatu negara mempunyai hak untuk merasakan nasionalisme. Karena indicator nasionalisme tersebut adalah dari warga negara.
            Pertanyaan yang kedua adalah “apa pengaruh globalisasi terhadap nasionalisme ?”. Menurut saudara Hanum, globalisasi berdampak besar terhadap nasionalisme. Nasionalisme akan terkikis oleh globalisasi lambat laun.  Globalisasi mengubah pola pikir warga negara. Karena warga negara cenderung untuk mengikuti perkembangan jaman. Masyarakat banyak yang mengikuti budaya barat daripada budaya sendiri. Contoh: ketika memilih barang, anak muda lebih memilih brand yang dari luar  negeri daripada brand local. Dalam pola pikir mereka, brand luar negeri lebih bagus dan ebih tren daripada brand local. Contoh lain adalah ketika seseorang dari Indonesia menciptakan teknologi baru, mereka justru tidak mau mengembangkan teknologi mereka di Indonesia. Mereka akan mengembangkan ke luar negeri. Padahal jika dikembangkan di dalam negeri, akan berdampak positif bagi bangsa. Mereka lebih cenderung memikirkan financial yang lebih menguntungkan daripada rasa nasionalisme mereka. Tetapi, dalam hal ini tidak boleh serta merta menyalahkan sang pemilik teknologi. Pemerintah juga ikut andil dalam hal ini. Jika saja pemerintah menyediakan sarana dan prasarana untuk mengembangkan teknologi pasti meraka akan mengembangkan di negara sendiri. Seharusnya pemerintah memberinya hak paten. Dengan begitu pihak pemerintah juga mendapat keuntungan.
            Selain hal diatas, globalisasi akan berpengaruh dalam segala aspek. Contohnya dari segi pakaian, gaya bicara, gaya hidup dan lain lain. Sekarang banyak masyarakat yang menggunakan bahasa gauk dari luar. Mereka menirukan umpatan tetapi dalam bahasa luar. Dalam gaya hidup, masyarakat sekarang lebih konsumtif. Anak muda sekarang lebih sering ke tempat makan yang berbau fast food atau dari western.
            Menurut narasumber, globalisasi tidak bisa dicegah, karena kita sudah masuk dalam era ini. Tetapi untuk menghindari hal yang tidak diinginkan dari dampak globalisasi narasumber mengatakan bahwa kita harus bisa menyaring. Kita harus menyesuaikan dengan Pancasila dan norma-norma yang ada di Indonesia. Kita harus bisa mengambil yang baik dan membuang yang buruk. Untuk penanganan yang lebih lanjut, anak-anak muda seharusnya lebih ditekankan pada nilai pancasila. Sehingga nantinya mereka bisa menyaring mana yang baik dan mana yang buruk.
            Pertanyaan ketiga yaitu “Upaya nyata apa yang bisa dilakukan untuk mengembalikan semangat nasionalisme di kalangan anak-anak muda ?”. Menurut pendapat narasumber hal yang perlu dilakukan adalah dengan memahami, menerapkan, dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contohnya adalah dengan belajar. Jadi ketika kita belajar, kita harus memahami, menerapkan, dan mengimplementasikannya.
            Narasumber kedua bernama Endang Sulastri dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta angakatan tahun 2014. Menurut narasumber yang kedua arti nasionalisme adalah jiwa kebangsaan, cinta tanah air, mengerti kebangsaan, rasa kepemilikian terhadap suatu bangsa. Seharusnya setiap warga negara mempunyai rasa nasionalisme.
            Globalisasi adalah perkembangan jaman, perkembangan teknologi. Menurut narasumber kedua, globalisasi mempunyai dampak positif dan negatif terhadap nasionalisme. Tergantung seorang yang menyikapinya. Contoh dampak positifnya adalah ketika seseorang mempunyai gadget, mereka menggunakannya untuk mengetahui lebih lanjut terhdap Indonesia. Tetapi secara keseluruhan globalisasi member dampak negative karena cenderung mengikuti dari negara negara lain bukan negara Indonesia sendiri.
            Nasionalisme pada zaman sekarang menurun daripada sebelumnya. Contohnya kalau dulu kita memperingati hari kemerdekaan dulu pasti ada upacara. Jika zaman sekarang, belum tentu mahasiswa hadir mengikuti upacar dengan sukarela. Jika dulu mengikuti upacara dengan sukarela, pada zaman sekarang lebih mementingkan absensi. Mahasiswa sekarang datang karena terpakasa, jika tidak datang mereka akan tidak dapat absensi.
            Untuk mencegah lunturnya nasionalisme, perlu diberikan pendidikan kewarganegaraan. Karena dengan adanya pendidikan kewarganegaraan, mereka akan tahu bagaimana Indonesia dan dengan itu diharapkan nasionalisme mereka bisa membaik.
            Untuk tetap menjaga nasionalisme, kita perlu mengenal budaya kita sendiri, melestarikan budaya-budaya tanah air, contohnya dengan berlatih tari-tarian. Selain hal tersebut, kita harus mengenal lagu-lagu daerah. Karena jika kita tidak mengenal lagu-lagu daerah, ketika di klaim oleh negara lain, kita sendiri yang akan bingung. Kalaupun tidak hafal dengan lagu-lagu daerah tersebut, setidaknya kita tahu bahwa lagu tersebut adalah lagu-lagu asli dari Indonesia.
            Narasumber ketiga bernama Srikandi Prasastiningtyas dari Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta angkatan tahun 2014. Menurut narasumber ketiga, nasionalisme adalah dimana kita berusaha untuk mencintai tanah air. Mencintai tanah air disini bukan berarti kata kiasan saja tetapi bagaimana kita berperilaku sehari-hari yang menunjukkan nasionalisme kita. Menganggab bahwa Indonesia itu ada dan lebih menghargai jas-jasa para pahlawan kita. Contohnya jika kita sebagai pelajar, kita berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan yang ada di Indonesia.
            Menurut narasumber ketiga, nasionalisme pada kalangan muda akhir-akhir ini mulai menurun. Di dalam satu sisi mereka mengerti bahwa nasionalisme itu penting tetapi di sisi lain dalam praktik mereka tidak baik. Hal itu menjadi koreksi tersendiri bagi mahasiswa untuk meningkatkan rasa nasionalismenya. Contohnya dalam upacara peringatan apapun mereka tidak mementingakan egoismenya daripada apa yang ada di Indonesia itu sendiri.
            Pengaruh globalisasi itu sangat banyak. Dimulai dari kita, dari perilaku kita,  dimana kita lebih sering menghilangkan tradisi-tradisi kita. Kemudian dari tata bicara kita juga sudah mulai berubah. Contohnya kita lebih suka berbicara memakai bahasa inggris daripada bahas Indonesia atau bahasa daerah. Itulah beberapa contoh yang dikemukakan narasumber tentang pengaruh globalisasi terhadap nasionalisme.
            Kita perlu menyaring globalisasi, mana yang dianggab benar dan mana yang dianggab salah. Sebagai mahasiswa kita seharusnya bisa memfilter, dan memberikan contoh yang baik terhadap orang lain.
            Jika ada undangan semisal upacara kita harus datang karena itu termasuk menghargai jasa para pahlawan. Sebenarnya nasionalisme itu kan kita tidak menghilanhkan tradisi-tradisi yang ada dan terus fleksibel terhadap globalisasi. Contohnya ketika masuk kelas dan terlambat, kita perlu minta ijin ke dosen boleh masuk atau tidak seperti itu. Hal itu termasuk cinta terhadap nasionalisme karena menghargai dosen.
·         Kesimpulan
Nasionalisme adalah rasa cinta terhadap tanah air yang bisa diungkapkan dengan berbagai sikap. Setiap warga negara seharusnya memiliki rasa nasionalisme. Globalisasi sangat berpengaruh terhadap nasionalisme. Terdapat pengaruh baik dan pengaruh buruk tergantung bagaimana kita mneyikapi globalisasi. Tetapi dampak globalisasi cenderung negatif. Kita harus pandai-pandai menyaring globalisasi. Kita perlu menyesuaikan norma-norma yang berlaku di Indonesia. Upaya yang perlu dilakukan untuk mengembalikan semangat nasionalisme di kalangan anak muda adalah yang pertama memberikan pengetahuan tentang nasionalisme. Memperkenalkan Indonesia, menunjukkan bahwa Indonesia itu ada, Indonesia itu hebat, sehingga para anak muda akan bangga terhadap Indonesia dan mereka akan merasa memiliki Indonesia.


Narasumber
                                                            
Nama               : Hanum Ni’matul Rochmah
Pekerjaan         : Mahasiswa
Pendidikan       : Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
  




Nama                : Endang Sulastri
Pekerjaan          : Mahasiswa
Pendidikan        : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poitik Universitas SebelasMaret Surakarta
                          



Nama                 : Srikandi Prasastiningtyas
Pekerjaan           : Mahasiswa
Pendidikan         : Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
  

Minggu, 09 Agustus 2015

Postitusi Online


A.      Latar Belakang
            Dewasa ini di Indonesia dikejutkan dengan berita tentang prostitusi online. Kasus ini mencuat ketika polisi berhasil menanangkap pelaku yang berinisial DK dan EW pada 19 Januari 2015 untuk wilayah Bogor dan Jakarta. Mereka diduga melanggar pasal 2 ayat 1 Undang-undang ITE. Polisi terus menyelidiki tentang kaus prostitusi online tersebut dan akhirnya membuahkan hasil dengan tertangkapnya salah seorang mucikari yang berinisial RA. Menurut pengakuan dari tersangka, keterlibatan kasus ini mulai dari mahasiswi, ibu rumah tangga bahkan artis.
            Modus yang dilakukan para mucikari beragam, dari pelayanan pijat sampai ada yang langsung memasang reklame di dunia maya yang berisi menjajakan perempuan berusia 18-20 tahun. Bila ada pelanggan yang memesan, pelaku mengirim perempuan ke hotel yang ditentukan. Tarif yang ditentukan mulai dari 10 juta sampai 200 juta untuk kalangan artis.
            Maraknya prostitusi online dewasa ini, dikarenakan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah pembubaran lokalisasi sejak 10 tahun terakhir sering dilakukan. Dengan tidak adanya lokalisasi para mucikari memutar otak dengan memanfaatkan teknologi internet serta media sosial yang tidak terbatas sensor pemerintah. Hal tersebut membuat tidak ada batasan bisnis apa yang akan dilakukan . Mereka memanfaatkan dunia maya sebagai lapak mereka. Tentu saja di dunia maya semua tidak perlu tempat yang luas, hanya promosi lalu jika cocok baru mereka bertemu dan melakukan transaksi.
            Prostitusi online memberikan keuntungan lebih besar dibandingkan tempat prostitusi pada umumnya. Contohnya “Gang Dolly”. Sebagai tempat prostitusi terbesar di Asia Tenggara seharusnya lebih menguntungkan dibanding prostitusi di Internet. Namun, bila dibandingan dengan tariff, prostitusi online yang menang. Bila pada prostitusi online biaya yang ditawarkan paling murah adalah 500 ribu, sedangkan di “Gang Dolly” paling murah adalah 100 ribu.
            Faktor yang lainnya adalah kemiskinan. Kemiskinan telah memaksa banyak keluarga untuk merencanakan berbagai strategi penopang kehidupan. Termasuk menjual moral untuk bekerja dan bekerja karena jeratan hutang. Pada dasarnya, penyebab utama terjadinya pelacuran adalah keterpurukan kondisi ekonomi Indonesia. Hal tersebut akan berdampak langsung pada penutupan banyak pabrik dan rasionalisasi besar-besaran terhadap jumlah tenaga kerja
            Disisi lain, dilihat dari konteks keluarga, wanita dipasang sebagai “pekerja alternative” yang dapat menjamin kelangsungan hidup satu keluarga. Fenomena pelacuran ini merupakan sector perdagangan yang kini berkembang pesat. Dimana ini juga ada yang dikendalikan oleh jaringan global yang tersusun serta bersindikat, dengan menggunkan kelengkapan teknologi yang canggih serta dilindungi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
            Keinginan untuk memiliki materi dan standar hidup yang lebih tinggi memicu terjadinya pelacuran. Aktivitas haram ini sudah menjamah lingkungan pendidikan. Pelajar SMP, SMA, Mahasiswa banyak pula yang terjun daam dunia ini. Motifnya, selain faktor kemiskinan juga adanya keinginan untuk dapat segera memenuhi kebutuhan hidup yang mewah.
            Lemahnya penegakan hukum, pejabat penegak huku dalam mengawasi beredarnya cyberporn. Bahkan kegiatan prostitusi dan pornografi online dianggap bahaya laten yang selalu ada dan berkembang walaupun terus diberantas. Sebenarnya, kenyataan di masyarakat memang demikian. Akan tetapi hal ini kembali lagi pada ketegasan aparat penegak hukum dalam memberikan “shock therapy” pada pemuat situs prostitusi online.
            Prostitusi online ini sangat berdampak kepada moral bangsa Indonesia, apalagi yang menjadi PSK adalah seorang artis. Padahal artis adalah seorang public figure yang harusnya memberikan contoh yang baik terhadap masyarakat. Dengan adanya kasus ini tentu saja membuktikan bahwa moral bangsa Indonesia sangat buruk. Seorang yang sudah mendapat kekayaan, kesuksesan tetap saja masih bisa melakukan kejahatan seperti itu.
B.       Dampak
Dampak yang diakibatkan prostitusi online sangat banyak sekali, diantaranya adalah sebagai berikut :
1.      Moral bangsa Indonesia akan semakin menurun. Semakin banyaknya kegiatan prostitusi seperti itu menandakan bahwa moral kita sangat buruk, apalagi yang menjadi pelaku adalah seorang public figure.
2.      Penyakit AIDS. Prostitusi online menyebabkan semakin mudahnya seseorang berhubungan dengan seorang PSK. Karena mereka tidak perlu bertransaksi di sebuah tempat, namaun hanya lewat gadget. Dengan mudahnya mengakses hal tersebut, maka semakin mudah seks bebas dilakukan, hal tersebut tentu saja akan merebahnya virus HIV/AIDS.
3.      Merusak generasi muda bangsa Indonesia. Banyak dari pelajar yang menjadi PSK. Dengan adanya prostitusi online mereka tidak perlu lagi pergi ke tempat-tempat untuk mangkal, hanya lewat internet mereka bisa berbisnis. Tentu saja hal ini akan sangat buruk dampaknya.
4.      Berita prostitusi online ini membuat resah masyarakat. Adanya prostitusi online ini, masyarakat semakin dekat dengan kegiatan prostitusi. Karena siapa saja yang mempunya akses internet dapat mengakses dengan mudah prostitusi online.
C.       Solusi
Kasus prostitusi online ini akan sangat berdampak negative pada masyarakat, maka perlu diberikan solusi antara lain :
1.      Menangkap para pelaku prostitusi online. Mulai dari mucikari sampai PSK sehingga bersih sampai akar-akarnya. Walaupun sebenarnya diatas mucikari masih terdapat oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, namun hal ini cukup memberikan “shock therapy”.
2.      Mempertegas UU yang mengatur akses internet. Kurang kuatnya hukum yang mengatur tentang masalah ini, membuat para pelaku prostitusi online berani blak-blakan memaparkan prostirusi online. Diharapkan dengan mempertegas hukum tentang akses internet dapat mengurangi bahkan menghentikan prostitusi online.
3.      Memblokir situs-situs yang berbau pornografi. Situs-situs pornografi sangat dekat dengan prostitusi online. Dengan memblokir situs-situs tersebut akan membuat para pelaku tidak bisa mempromosikan prostitusi online.
4.      Memberikan bekal agama kepada para PSK dan mucikari sebelum pemerintah mengusur lokalisasi. Dengan dibekali ilmu agama, seharusnya mereka sadar bahwa pekerjaan mereka adalah haram, sehingga mereka tidak berani lagi melakukan hal tersebut.
5.      Memberikan bekal ilmu pendidikan dan uang untuk modal mereka melakukan usaha. Diharapkan dengan hal itu dapat menjadikan mereka entrepreneur bukan menjadi PSK.
6.      Memberikan mereka sosialisasi dan motivasi. Motivasi akan sangat berpengaruh terhadap mental mereka. Mereka akan terpacu untuk menjadi lebih baik lagi.
Solusi tersebut tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dari masyarakat dan pemerintah. Solusi-solusi tersebut harus dilakukan secara berkala. Dilakukan selama berbulan-bulan agar mereka benar-benar “move on” dari pekerjaan haram itu.

MENENTUKAN KADAR NaOH PADA PROSES BLEACHING SECARA ACIDIMETRI

MENENTUKAN KADAR NaOH PADA PROSES BLEACHING SECARA ACIDIMETRI

Logo_UNS.GIF









DISUSUN OLEH :
A1
Anisa Rizki Nabila            (I8314006)
Hirman Setiawan              (I8314025)



PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat, nikmat serta hidayah-Nya, penulis mampu menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “Menentukan Kadar NaOH pada Proses Bleaching Secara Acidimetri” guna memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Kimia Analisis Kuantitatif.
Kimia analisis merupakan cabang ilmu yang mempelajari pemisahan-pemisahan suatu unsur baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Dalam industri, kimia analisis sangat di butuhkan karena berguna mengidentifikasi suatu unsur atau menentukan kadar unsur atau suatu senyawa. Selain dalam industri, kimia analisis dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari karena sangat mudah melakukannya.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun, penulis menyadari bahwa kelancaram dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan teman sejawat serta asisten dosen, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapu dapat teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui bagaimana menentukan kadar NaOH yang digunakan pada proses bleaching yang akan di bahas dalam makalah ini. Makalah ini disajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan media sosial.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing saya meminta masukan demi perbaikan pembuatan makalah saya di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Surakarta, Mei 2015

Penyusun


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
            Bahan baku yang digunkan untuk membuat pulp pada pembahasan ini adalah kayu pinus merkussi dan kayu alam tropis. Dalam proses pembuatan pulp bahwa proses yang amat penting adalah proses bleaching, dimana tujuan dari bleaching adalah menghilangkan warna dari residu lignin dari pulp untuk meningkatkan brightness, mempertahankan kesetabilan brightness, kebersihan, dan sifat-sifat lain yang tidak diinginkan, dengan syarat bisa mempertahankan kekuatan selulosa dan daerah karbohidrat dalam pulp dari serat yang tidak diputihkan.
            Proses Bleaching dilaksanakan secara bertahap dengan memanfaatkan bahan-bahan kimia. Pada setiap tahap umumnya digunakan perlakuan kimia dan secara singkat ditunjukkan sebagai berikut :
·      Khlorinasi                    : Reaksi elemen khlorin dalam suatu media asam
·      Ekstraksi alkali            : Pemisahan rekasi dengan caustic
·      Ekstraksi oksidasi        : Ekstraksi oksidasi yang diperkuat dengan Peroksida
  (E/OP)
·      Hypokhlorit                 : Rekasi dengan hypokhlorit dalam suasana asam
·      Khlorin Dioksida         : Raksi dengan khlorin Dioksida dalam suasana asam
·      Oksigen                       : Reaksi dengan elemen O2 yang bertekanan dala
              suasana asam.
            Karena Khlorinasi menimbulkan banyak persoalan lingkungan oleh limbah pabrik pengelantang, maka banyak usaha telah dilakukan untuk mengganti klor atau mengurangi jumlah klor yang digunakan atau produk-produk klor dalam limbah. Hal tersebut dapat diatasi dengan pemasakan pulp sampai bilangan kappa yangrendah, hingga mengurangi bahan organic yang terklorinasi dalam limbah, atau dengan menggantikan klor dengan klor dioksia dimana ClO2 bertindak sebagai oksidator sehingga menghasilkan oksida-oksida lignin tanpa senyawa organoklor. Pada tahap ekstraksi digunakan NaOH bukan sebagai bahan pengelantang tetapi sebagai pelarut komponen lignin, dan pada tahap ekstraksi stage konsentrasi mempengaruhi banyaknya NaOH yang akan digunakan atau ditambahkan pada tahap ekstraksi.

1.2 Permasalahan
            Pada proses bleaching dalam pembuatan pulp, proses bleaching di ekstraksi stage menggunkan NaOH untuk memisahkan tignin dengan selulosa. Dalam proses tersebut sangat diperhatikan berapa banyak NaOH yang digunakan agar proses bleaching mendapat hasil yang baik. Jika NaOH yang digunakan sedikit makaa masih besar selulosa yang belum terpisah dengan lignin dan jika NaOH banyak digunakan maka terjadi kerugian. Untuk menanggulangi terjadinya hal tersebut maka sangat diperhatikan konsentrasi NaOH yang digunakan supaya dapat ditentukan jumlah NaOH yang diperlukan untuk memisahkan lignin dengan selulosa dan hemiselulosa.

1.3 Tujuan
-       Untuk mengetahui konsentrasi NaOH yang diperlukan pada ekstraksi stage.
1.4 Manfaat
Sebagai sumber informasi banyaknya NaOH yang diperlukan untuk memisahkan lignin dengan selulosa agar tidak terjadi kerugian.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komposisi  Unsur Kayu
Komponen kimia kayu di dalam kayu mempunyai arti yang penting, karena menentukan kegunaan sesuatu jenis kayu.  Juga dengan mengetahuinya, kita dapat membedakan jenis-jenis kayu.  Susunan kimia kayu digunakan sebagai pengenal ketahanan kayu terhadap serangan makhluk perusak kayu.  Selain itu dapat pula menentukan pengerjaan dan pengolahan kayu, sehingga didapat hasil yang maksimal.  Pada umumnya komponen kimia kayu daun lebar dan kayu daun jarum terdiri dari 3 unsur.
-          Unsur karbohidrat terdiri dari selulosa dan hemiselulosa.
-          Unsur non- karbohidrat terdiri dari lignin.
-          Unsur yang diendapkan dalam kayu selama proses pertumbuhan dinamakan zat ekstraktif.
Distribusi komponen kimia tersebut dalam dinding sel kayu tidak merata. Kadar selulosa dan hemiselulosa banyak terdapat dalam dinding sekunder. Sedangkan lignin banyak terdapat dalam dinding primer dan lamella tengah.  Zat ekstraktif terdapat di luar dinding sel kayu.
Komponen penyusun dinding  sel adalah komponen kimia yang menyatu dalam dinding sel.  Tersusun atas banyak komponen yang tergabung  dalam karbohidrat dan lignin.  Karbohidrat yang telah terbebas dari lignin dan ekstraktif disebut holoselulosa.  Holoselulosa sebagian besar tersusun atas selulosa dan hemiselulosa.  Selulosa  merupakan  komponen terbesar dan paling bermanfaat dari kayu.  Jumlah zat selulosa mayoritas 40 %, hemiselulosa sekitar 23% dan lignin kurang dari 34 %.
1.  Selulosa
Selulosa merupakan komponen utama penyusun dinding sel tanaman dan hampir tidak pernah ditemui dalam keadaan murni di alam melainkan berkaitan dengan lignin dan hemiselulosa membentuk lignoselulosa. Selulosa adalah polimer dari rantai unit α-D-1-4 anhidroglukosa (C6H12O6)n, sebanyak 40-60 % yang terdapat dalam dinding sel pada tumbuhan berkayu.  Beberapa ciri-ciri dari struktur selulosa yang berdasarkan pada karakteristik kimia yang dimiliki adalah dapat mengembang dalam air, berbentuk kristalin, adanya kelompok fungsional yang spesifik dan dapat bereaksi dengan enzim selulolitik.
Selulosa sangat erat berasosiasi dengan hemiselulosa dan lignin dalam lignoselulosa.  Selulosa merupakan komponen utama penyusun dinding sel tanaman.  Kandungan selulosa pada dinding sel tanaman tingkat tinggi sekitar 35-50 % dari berat kering tanaman
Selulosa merupakan polimer glukosa dengan ikatan β -1,4 glukosida dalam rantai lurus.  Bangun dasar selulosa berupa suatu selobiosa yaitu dimer dari glukosa.  Selulosa terdiri atas 15-14.000 unit molekul glukosa Rantai panjang selulosa terhubung secara bersama melalui ikatan hidrogen dan gaya van der Waals (Coughlan, 1989).  Panjang molekul selulosa ditentukan oleh jumlah unit glukan di dalam polimer, disebut dengan derajat polimerisasi.  Derajat polimerasi (DP) selulosa tergantung pada jenis tanaman dan umumnya dalam kisaran      2.000-27.000 unit glukan.  Selulosa terdiri dari daerah kristalin dan daerah amorf (non- kristalin) yang membentuk suatu struktur dengan kekuatan tegangan tinggi, yang pada umumnya tahan terhadap hidrolisis enzimatik terutama pada daerah kristalin. Selulosa tidak larut dalam air dingin maupun air panas serta asam panas dan alkali panas.
Ikatan β-1,4 glukosida pada serat selulosa dapat dipecah menjadi monomer glukosa dengan cara hidrolisis asam atau enzimatis. Selanjutnya glukosa yang dihasilkan dapat difermentasi menjadi etanol.
2. Lignin
Lignin adalah zat yang bersama-sama dengan selulosa adalah salah satu sel yang terdapat dalam kayu.  Lignin merupakan suatu makromolekul kompleks, suatu polimer aromatik alami yang bercabang–cabang dan mempunyai struktur tiga dimensi yang terbuat dari fenil propanoid yang saling terhubung dengan ikatan yang bervariasi.  Lignin membentuk matriks yang mengelilingi selulosa dan hemiselulosa, penyedia kekuatan pohon dan pelindung dari biodegradasi. Lignin sangat resisten terhadap degradasi, baik secara biologi, enzimatis, maupun kimia.
Lignin merupakan zat yang keras, lengket, kaku dan mudah mengalami oksidasi. Lignin merupakan rantai dengan karbon-karbon terikat dan ikatan lainnya yang terdiri dari jaringan yang dihubungkan dengan polisakarida yang terdapat di dalam dinding sel.  Lignin banyak pada kelompok kayu daun jarum yaitu diatas 26 % sedangkan pada kayu daun lebar biasanya kurang dari 26 %.
3.  Hemiselulosa
Hemiselulosa mirip dengan selulosa yang merupakan polimer gula.  Namun, berbeda dengan selulosa yang hanya tersusun dari glukosa, hemiselulosa tersusun dari bermacam-macam jenis gula.  Monomer gula penyusun hemiselulosa terdiri dari monomer gula berkarbon 5 (C-5) dan 6 (C-6), misalnya: xylosa, mannose, glukosa, galaktosa, arabinosa, dan sejumlah kecil ramnosa, asam glukoroat, asam metal glukoronat, dan asam galaturonat.  Xylosa adalah salah satu gula C-5 dan merupakan gula terbanyak kedua di biosfer setelah glukosa.  Kandungan hemiselulosa di dalam biomassa lignoselulosa berkisar antara 11 % hingga 37 % (berat kering biomassa).
Struktur hemiselulosa dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan komposisi rantai utamanya yaitu (1) D- xilan yaitu 1-4β xilosa; (2) D- manan yaitu (1–4)β -D-mannosa; (3) D-xiloglukan dan (4) D-galaktan yaitu 1-3β -D-galaktosa.  Hemiselulosa mudah disubtitusi dengan berbagai karbohidrat lain atau residu non karbohidrat.  Karena berbagai rantai cabang yang tidak seragam menyebabkan senyawa ini secara parsial larut air.  Perbedaan selulosa dengan hemiselulosa yaitu hemiselulosa mempunyai derajat polimerisasi rendah (50-200 unit) dan mudah larut dalam alkali, tetapi sukar larut dalam asam, sedangkan selulosa sebaliknya. Kandungan hemiselulosa di dalam biomassa lignoselulosa berkisar antara 11% hinga 37% (berat kering tanur).  Hemiselulosa lebih mudah dihidrolisis daripada selulosa, tetapi gula C-5 lebih sulit difermentasi menjadi etanol daripada gula C-6.
4.  Zat Ekstraktif
Zat ekstraktif terdiri dari berbagai jenis komponen senyawa organik seperti minyak yang mudah menguap, terpen, asam lemak dan esternya, lilin, alkohol polihidrik, mono dan polisakarida, alkaloid, dan komponen aromatik (asam, aldehid, alkohol, dimer fenilpropana, stilbene, flavanoid, tannin dan quinon).  Zat ekstraktif adalah komponen diluar dinding sel kayu yang dapat dipisahkan dari dinding sel yang tidak larut menggunakan pelarut air atau organic. Kayu teras secara khas mengandung zat ekstraktif jauh lebih banyak dari pada kayu gubal.  Kandungan zat ekstraktif dalam kayu biasanya kurang dari 10 %.
Kandungan dan komposisi zat ekstraktif berubah-ubah diantara spesies kayu, dan bahkan terdapat juga variasi dalam satu spesies yang sama tergantung pada tapak geografi dan musim.  Sejumlah kayu mengandung senyawa-senyawa yang dapat diekstraksi yang bersifat racun atau mencegah bakteri, jamur dan rayap. Selain itu zat ekstraktif juga dapat memberikan warna dan bau pada kayu.
5.  Abu
Kayu juga mengandung komponen-komponen anorganik.  Komponen ini diukur sebagai kadar abu yang jumlahnya jarang melebihi 1% dari berat kering kayu.  Abu ini berasal terutama dari berbagai garam yang diendapkan dalam dinding sel dan lumen. Komponen abu utama dalam kayu adalah Ca (hingga 50%), K dan Mg, yang diikuti oleh Mn, Na, P dan Cl.  Selain itu juga masih terdapat unsur-unsur lain yang disebut sebagai unsur runut dengan konsentrasi di dalam kayu tidak lebih dari 50 ppm.  Mineral tidak hanya terikat dalam diding sel tetapi juga diendapkan dalam rongga sel parenkim dan dalam serat libriform.  Endapan mineral kebanyakan terdiri atas kalsium karbonat, kalsium oksalat dan silikat yang mempunyai bentuk yang berbeda-beda.  Kristal yang muncul dalam kayu setelah terserang oleh jamur atau bakteri disebabkan oleh hasil metabolik mikroorganisme tersebut
Abu merupakan senyawa anorganik di dalam kayu yang dapat dianalisis dengan cara kayu dibakar pada suhu 600-850°C.  Komponen utama abu kayu adalah kalium, kalsium dan magnesium maupun silikon dalam beberapa kayu tropika).  Diukur sebagai abu yang jarang melebihi 1% dari berat kayu kering.

2.2 Acidimetri
            Dalam analisa kimia dipelajari cara – cara yang dipergunakan untuk menyelidiki susunan suatu zat. Untuk mengetahui unsur atau senyawa yang terdapat dalam suatu bahan digunakan analisa kualitatif. Sedangkan bila dikehendaki kadar unsur atau senyawa tersebut digunakan analisa kuantitatif.
Analisa kuantitatif secara sederhana dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
1.                  Analisa gravimetri
2.                  Analisa volumetri
Melalui analisa gravimetri, sejumlah cuplikan ditimbang kemudian dilakukan suatu reaksi untuk mengubah zat yang hendak ditetapkan menjadi senyawa lain yamg beratnya dapat ditentukan. Sedangkan pada analisa volumetri, pengujian dilakukan dengan cara menentukan volume suatu larutan yang konsentrasinya telah diketahui dengan tepat, yang bereaksi secara kuantitatif dengan zat yang akan ditentukan.
Acidimetri adalah reaksi netralisasi (dengan metode volumetri / titrasi) larutan basa dengan larutan standar asam. Larutan standar ialah larutan yang konsentrasinya telah diketahui dengan teliti, di mana larutan ini setiap liternya mengandung sejumlah gram ekivalen tertentu. Larutan standar yang dibuat dari zat dengan kemurnian yang tinggi, dan dapat langsung dipergunakan sebagai larutan standar dalam proses titrasi (tanpa distandarisasi terlebih dahulu) disebut larutan standar primer. Apabila larutan standar  itu dibuat dari zat yang tidak mempunyai kemurnian tinggi, sehingga masih perlu distandarisasi lebih dahulu dengan larutan standar primer, disebut dengan larutan standar sekunder.
Untuk membuat larutan standar dengan normalitas N dan volume V dari zat cair dengan massa jenis (kerapatan) L dan kadar K %, maka banyaknya volume zat cair yang akan diencerkan dapat dihitung dengan cara berikut.
Misal : pembuatan larutan asam polibasis (HnA) yang normalitasnya N sebanyak V ml, maka :       HnA =  N x V mgrek
                        HnA =  N x V / n mmol
Jika berat molekul asam tersebut = M gram /mol, maka :
                        HnA =  N x V x M / n  mgram
Zat cair HnA dengan kerapatan (masa jenis) L gram / ml, mengandung arti setiap ml zat cair tersebut beratnya L gram.
Jika kadar zat cair HnA = K %, berarti setiap 100 ml zat cair tersebut terkandung HnA murni sebanyak K ml, dan beratnya = K x L gram = 1000 K x L gram
Jadi setiap 100 ml HnA = 1000 K x L gram
Tiap 1 ml HnA  = (1000 / 100) K x L mgram
                         = 10 K x L mgram
Seandainya banyaknya zat cair yang akan diencerkan = a ml, maka
beratnya = 10 x a x  K x L mgram
Sehingga  10 x a x K x L = N x V x M / n
                                     a  = N x V x M / (10 x n K x L)
dengan :          a          = volume zat cair yang akan diencerkan, ml
                        N         = normalitas larutan yang akan dibuat, mgrek / mL
                        V         = volume larutan yang akan dibuat, ml
                        M         = berat molekul zat cair tersebut
                        n          = valensi, grek / mol
                        K         = kadar zat cair, K %
                        L          = kerapatan, masa jenis zat cair, gram/ml
Jika larutan standar berasal dari zat padat, maka cara pembuatannya dengan cara menimbang zat padat tersebut dan kukan dengan cara pengenceran. Bila diketahui terlebih dahulu berapa konsentrasi larutan asal yang harus diencerkan, maka pengenceran dapat dihitung dengan perhitungan sebagai berikut : M1 x V1 = M2 x V2
dengan  :
M1       =  molaritas larutan asal
V1        =  volume larutan asal yang diambil
M2       = molaritas  larutan standar yang  akan  dibuat  ( setelah   pengenceran)
V2        = volume larutan standar yang akan dibuat (setelah pengenceran)
Prinsip titrasi (netralisasi) adalah menentukan banyaknya asam atau basa yang secara kimia tepat ekivalen (setara) dengan banyaknya asam atau basa yang terdapat dalam larutan. Apabila larutan asam maupun larutan basa adalah elektrolit kuat, maka larutan akhir pada titik ekivalen akan bersifat netral yaitu pH larutan = 7. Tetapi apabila salah satu larutan asam atau basa adalah elektrolit lemah, maka larutan akhir pada titik ekivalen merupakan garam terhidrolisis, sehingga pH larutan dapat dihitung dengan rumus :
a.                  Hidrolisis garam menghasilkan basa lemah dan basa kuat
pH = ½ p Kw – ½ p Kb – ½ log Cg
b.                  Hidrolisis garam menghasilkan asam lemah dan basa kuat
pH = ½ p Kw + ½ p Kb + ½ log Cg
dengan :
Kw      = tetapan kesetimbangan air = 10-14 pada 25OC
Ka       = tetapan kesetimbangan asam
Kb       = tetapan kesetimbangan basa
Cg       = konsentrasi garam
Saat tercapainya titik ekivalen dalam suatu titrasi pada umumnya dapat diketahui karena terjadinya perubahan yang jelas dalam larutan. Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh :
a.                  Larutan standarnya sendiri, misalnya pada permanganometri.
b.                  Penambahan larutan lain, yang digunakan sebagai zat penunjuk yang mempunyai warna berbeda dalam setiap suasana larutan, yang bergantung pada pH larutan, zat penunjuk tersebut dinamakan indikator.
Perubahan pH larutan yang menyebabkan terjadinya perubahan warna indikator disebut daerah interval (kisaran) pH, sedangkan perubahan warna pada pH tersebut dinamakan daerah interval (kisaran) perubahan warna.
Tabel 1. Daerah Interval (kisaran) pH pada beberapa jenis Indikator
No.
Nama Indikator
Kisaran pH
Warna dalam larutan
1.
Metil orange
3,1 – 4,4
Merah
Orange
2.
Metil merah
4,2 – 6,2
Merah
Kuning
3.
p-nitrofenol
5,6 – 7,6
Tak berwarna
Kuning
4.
Bromothymol biru
6,0 – 7,6
Kuning
Biru
5.
Fenol merah
6,8 – 8,4
Kuning
Merah
6.
Fenol talein
8,3 – 10,5
Tak berwarna
Merah
7.
Thymolphtalein
9,3 – 10,5
Tak berwarna
Biru
8.
Alizarin kuning
10,1 – 12,0
Kuning
Orange
                                                Sumber : Petunjuk praktikum kimia analisis kuantitatif
Jadi dalam suatu titrasi asam-basa, ketelitiannya tergantung pada pemilihan daerah kisaran pH dari indikator terhadap pH titik ekivalen.



BAB III
METODOLOGI
3.1 Peralatan dan Bahan
Alat dan skema rangkaian alat
Alat yang digunakan :
1. Buret dan statif                               7. Timbangan
2. Pipet volume 25 ml, 10 ml              8. Corong
3. Pipet ukur 10 ml                              9. Gelas ukur 100 ml
4. Erlenmeyer 250 ml                          10. Pipet tetes
5. Labu takar 100 ml, 250 ml              11. Gelas beaker 250 ml
6. Gelas beaker 600 ml                        12. Pengaduk

                                                Keterangan :
1. Buret
2. Klem                                  
3. Statif
4. Erlenmeyer
5. Keramik

                                    Gambar 3.1.1. Rangkaian alat titrasi
Bahan
Bahan yang digunakan :
1. Larutan HCl 0,5 N                          4. NaOH
2. Aquades                                          5. Indikator Phenolftalein (PP)
3. Bubur kayu
3.2  Prosedur
1.      Diambil sample ½ liter dari vat washer lalu dibawa ke laboratorium untuk dianalisa
2.      Dipipet sebanyak 2 ml dengan menggunakan pipet volume
3.      Dimsasukkan kedalam erlenmeyer 250 ml
4.      Ditambahkan 3 tetes indikator phenolftalein dan dititrasi dengan HCl 0,5 N Sampai terjadi perubahan warna dari bening menjadi merah rose
5.      Dicatat volume HCl 0,5 N yang terpakai
Konsentrasi NaOH     =   Vt x N HCl x BM
 Volume sampel
Keterangan :
Vt     = Volume titrasi
N       = Normalitas HCl
BM   = Massa atom relative NaOH



BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan         
Acidimetri adalah reaksi netralisasi (dengan metode volumetri / titrasi) larutan basa dengan larutan standar asam. Larutan standar ialah larutan yang konsentrasinya telah diketahui dengan teliti, di mana larutan ini setiap liternya mengandung sejumlah gram ekivalen tertentu. Larutan standar yang dibuat dari zat dengan kemurnian yang tinggi, dan dapat langsung dipergunakan sebagai larutan standar dalam proses titrasi (tanpa distandarisasi terlebih dahulu) disebut larutan standar primer. Apabila larutan standar  itu dibuat dari zat yang tidak mempunyai kemurnian tinggi, sehingga masih perlu distandarisasi lebih dahulu dengan larutan standar primer, disebut dengan larutan standar sekunder.
Dalam proses titrasi digunakan indikator Phenolftalein yang mempunyai trayek pH 8,3 – 10,5. Kisaran pH ini sesuai dengan daerah ekivalen proses titrasi. Pada saat mencapai titik ekivalen larutan akan berubah warna menjadi merah muda.
Konsentrasi merupakan banyaknya zat terlarut yang terdapat dalam suatu pelarut atau larutan. Adapun tujuan dari konsentrasi ini untuk mengetahui jumlah NaOH yang akan digunakan pada extraction stage dip roses bleaching. Dimana zat NaOH (kaustik) disini berfungsi untuk memisahkan lignin dengan selulosa dan hemiselulosa. Oleh karena itu pada proses bleaching diperhatikan NaOH yang digunakan.
            Dalam proses bleaching sangat diperhatikan jumlah NaOHyang digunakan agar mendapat hasil yang baik, dimana jika NaOH yang digunakan sedikit maka masih banyak lignin yang belum terpisah dengan selulosa dan jika NaOH yang digunakan banyak, maka akan terjadi kerugian. Untuk menanggulangi hal tersebut target yang akan dicapai yaitu 94 - 120 g / L supaya tidak terjadi kelebihan dan kekurangan NaOH sehingga mendapat hasil yang baik. jika konsentrasi suatu zat tinggi maka semakin cepat bereaksi, dengan pernyataan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi NaOH maka semakin cepat bereaksi untuk memisahkan lignin dengan selulosa sehingga NaOH yang digunakan semakin sedikit.



BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
            Konsentrasi NaOH yangdigunakan pada proses bleaching tahap extraction stage adalah dengan range 94 – 120 g / L. Pada kisaran tersebut lah konsentrasi NaOH yang optimal, agar tidak terjadi kerugian.

5.2 Saran
            Diharapkan supaya dalam menganalisis konsentrasi NaOH benar-benar teliti dan tepat sehingga memperoleh hasil yang maksimal. Karena kesalahan sekecil apapun akan sangat mempengaruhi hasil yang diperoleh.



DAFTAR PUSTAKA

Setyawardhani, Dwi Ardiana.2014.Petunjuk Praktikum Kimia Analisis
Kuantitatif.Surakarta
Sinaga, H. L. R Menentukan Konentrasi NaOH Secara Asidimetri Pada Proses
Bleaching di PT. Toba Pulp Lestari Tbk PORSEA
.                       http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13895/1/09E02429.pdf
ANONIM. Komponen Kimia Dalam Kayu
https://icl.googleusercontent.com/?lite_url=https://raymoon760.wordpre
s.com/2013/09/21/komponen-kimia-kayu/&ei=2NZqFYc2&lc=id
ID&s=1