Jumat, 21 Agustus 2015

NASIONALISME


Nasionalisme dalam bahasa terbagi menjadi dua yaitu nasional dan isme. Nasional dalam bahasa Indonesia berarti sesuatu yang bersifat kebangsaan, berkenaan atau berasal dari bangsa sendiri meliputi suatu bangsa, sedangkan isme adalah system kepercayaan berdasarkan politik, sosial atau ekonomi. Jadi secara etimologis nasionalisme adalah suatu paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara sendiri.
            Dewasa ini, nasionalisme seperti tidak di gubris lagi oleh masyarakat. Banyak masyarakat yang tidak mengerti pentingnya nasionalisme. Terlebih lagi bagi kaum muda sekarang yang sudah melenceng jauh dari nasionalisme.
            Maka dari itu, penulis mencoba mewancarai beberapa kaum muda yang dipilih secara acak, untuk mengetahui bagaimana pemahaman kaum muda tersebut terhadap nasionalisme. Selain itu juga untuk memenuhi tugas Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
            Narasumber pertama bernama Hanum Ni’matul Rochmah dari Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta angkatan tahun 2014. Menurut pemahaman saudara Hanum, nasionalisme adalah rasa cinta terhadap tanah air. Nasionalisme ada disetiap negara. Setiap warga negara seharusnya memiliki rasa cinta terhadap negaranya. Tidak semua warga negara harus menunjukkan rasa nasionalisme tersebut dengan hal yang sama, tetapi setiap warga negara memiliki cara yang berbeda-beda untuk menunjukkan rasa naisionalisme mereka. Selain itu suatu negara mempunyai hak untuk merasakan nasionalisme. Karena indicator nasionalisme tersebut adalah dari warga negara.
            Pertanyaan yang kedua adalah “apa pengaruh globalisasi terhadap nasionalisme ?”. Menurut saudara Hanum, globalisasi berdampak besar terhadap nasionalisme. Nasionalisme akan terkikis oleh globalisasi lambat laun.  Globalisasi mengubah pola pikir warga negara. Karena warga negara cenderung untuk mengikuti perkembangan jaman. Masyarakat banyak yang mengikuti budaya barat daripada budaya sendiri. Contoh: ketika memilih barang, anak muda lebih memilih brand yang dari luar  negeri daripada brand local. Dalam pola pikir mereka, brand luar negeri lebih bagus dan ebih tren daripada brand local. Contoh lain adalah ketika seseorang dari Indonesia menciptakan teknologi baru, mereka justru tidak mau mengembangkan teknologi mereka di Indonesia. Mereka akan mengembangkan ke luar negeri. Padahal jika dikembangkan di dalam negeri, akan berdampak positif bagi bangsa. Mereka lebih cenderung memikirkan financial yang lebih menguntungkan daripada rasa nasionalisme mereka. Tetapi, dalam hal ini tidak boleh serta merta menyalahkan sang pemilik teknologi. Pemerintah juga ikut andil dalam hal ini. Jika saja pemerintah menyediakan sarana dan prasarana untuk mengembangkan teknologi pasti meraka akan mengembangkan di negara sendiri. Seharusnya pemerintah memberinya hak paten. Dengan begitu pihak pemerintah juga mendapat keuntungan.
            Selain hal diatas, globalisasi akan berpengaruh dalam segala aspek. Contohnya dari segi pakaian, gaya bicara, gaya hidup dan lain lain. Sekarang banyak masyarakat yang menggunakan bahasa gauk dari luar. Mereka menirukan umpatan tetapi dalam bahasa luar. Dalam gaya hidup, masyarakat sekarang lebih konsumtif. Anak muda sekarang lebih sering ke tempat makan yang berbau fast food atau dari western.
            Menurut narasumber, globalisasi tidak bisa dicegah, karena kita sudah masuk dalam era ini. Tetapi untuk menghindari hal yang tidak diinginkan dari dampak globalisasi narasumber mengatakan bahwa kita harus bisa menyaring. Kita harus menyesuaikan dengan Pancasila dan norma-norma yang ada di Indonesia. Kita harus bisa mengambil yang baik dan membuang yang buruk. Untuk penanganan yang lebih lanjut, anak-anak muda seharusnya lebih ditekankan pada nilai pancasila. Sehingga nantinya mereka bisa menyaring mana yang baik dan mana yang buruk.
            Pertanyaan ketiga yaitu “Upaya nyata apa yang bisa dilakukan untuk mengembalikan semangat nasionalisme di kalangan anak-anak muda ?”. Menurut pendapat narasumber hal yang perlu dilakukan adalah dengan memahami, menerapkan, dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contohnya adalah dengan belajar. Jadi ketika kita belajar, kita harus memahami, menerapkan, dan mengimplementasikannya.
            Narasumber kedua bernama Endang Sulastri dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta angakatan tahun 2014. Menurut narasumber yang kedua arti nasionalisme adalah jiwa kebangsaan, cinta tanah air, mengerti kebangsaan, rasa kepemilikian terhadap suatu bangsa. Seharusnya setiap warga negara mempunyai rasa nasionalisme.
            Globalisasi adalah perkembangan jaman, perkembangan teknologi. Menurut narasumber kedua, globalisasi mempunyai dampak positif dan negatif terhadap nasionalisme. Tergantung seorang yang menyikapinya. Contoh dampak positifnya adalah ketika seseorang mempunyai gadget, mereka menggunakannya untuk mengetahui lebih lanjut terhdap Indonesia. Tetapi secara keseluruhan globalisasi member dampak negative karena cenderung mengikuti dari negara negara lain bukan negara Indonesia sendiri.
            Nasionalisme pada zaman sekarang menurun daripada sebelumnya. Contohnya kalau dulu kita memperingati hari kemerdekaan dulu pasti ada upacara. Jika zaman sekarang, belum tentu mahasiswa hadir mengikuti upacar dengan sukarela. Jika dulu mengikuti upacara dengan sukarela, pada zaman sekarang lebih mementingkan absensi. Mahasiswa sekarang datang karena terpakasa, jika tidak datang mereka akan tidak dapat absensi.
            Untuk mencegah lunturnya nasionalisme, perlu diberikan pendidikan kewarganegaraan. Karena dengan adanya pendidikan kewarganegaraan, mereka akan tahu bagaimana Indonesia dan dengan itu diharapkan nasionalisme mereka bisa membaik.
            Untuk tetap menjaga nasionalisme, kita perlu mengenal budaya kita sendiri, melestarikan budaya-budaya tanah air, contohnya dengan berlatih tari-tarian. Selain hal tersebut, kita harus mengenal lagu-lagu daerah. Karena jika kita tidak mengenal lagu-lagu daerah, ketika di klaim oleh negara lain, kita sendiri yang akan bingung. Kalaupun tidak hafal dengan lagu-lagu daerah tersebut, setidaknya kita tahu bahwa lagu tersebut adalah lagu-lagu asli dari Indonesia.
            Narasumber ketiga bernama Srikandi Prasastiningtyas dari Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta angkatan tahun 2014. Menurut narasumber ketiga, nasionalisme adalah dimana kita berusaha untuk mencintai tanah air. Mencintai tanah air disini bukan berarti kata kiasan saja tetapi bagaimana kita berperilaku sehari-hari yang menunjukkan nasionalisme kita. Menganggab bahwa Indonesia itu ada dan lebih menghargai jas-jasa para pahlawan kita. Contohnya jika kita sebagai pelajar, kita berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan yang ada di Indonesia.
            Menurut narasumber ketiga, nasionalisme pada kalangan muda akhir-akhir ini mulai menurun. Di dalam satu sisi mereka mengerti bahwa nasionalisme itu penting tetapi di sisi lain dalam praktik mereka tidak baik. Hal itu menjadi koreksi tersendiri bagi mahasiswa untuk meningkatkan rasa nasionalismenya. Contohnya dalam upacara peringatan apapun mereka tidak mementingakan egoismenya daripada apa yang ada di Indonesia itu sendiri.
            Pengaruh globalisasi itu sangat banyak. Dimulai dari kita, dari perilaku kita,  dimana kita lebih sering menghilangkan tradisi-tradisi kita. Kemudian dari tata bicara kita juga sudah mulai berubah. Contohnya kita lebih suka berbicara memakai bahasa inggris daripada bahas Indonesia atau bahasa daerah. Itulah beberapa contoh yang dikemukakan narasumber tentang pengaruh globalisasi terhadap nasionalisme.
            Kita perlu menyaring globalisasi, mana yang dianggab benar dan mana yang dianggab salah. Sebagai mahasiswa kita seharusnya bisa memfilter, dan memberikan contoh yang baik terhadap orang lain.
            Jika ada undangan semisal upacara kita harus datang karena itu termasuk menghargai jasa para pahlawan. Sebenarnya nasionalisme itu kan kita tidak menghilanhkan tradisi-tradisi yang ada dan terus fleksibel terhadap globalisasi. Contohnya ketika masuk kelas dan terlambat, kita perlu minta ijin ke dosen boleh masuk atau tidak seperti itu. Hal itu termasuk cinta terhadap nasionalisme karena menghargai dosen.
·         Kesimpulan
Nasionalisme adalah rasa cinta terhadap tanah air yang bisa diungkapkan dengan berbagai sikap. Setiap warga negara seharusnya memiliki rasa nasionalisme. Globalisasi sangat berpengaruh terhadap nasionalisme. Terdapat pengaruh baik dan pengaruh buruk tergantung bagaimana kita mneyikapi globalisasi. Tetapi dampak globalisasi cenderung negatif. Kita harus pandai-pandai menyaring globalisasi. Kita perlu menyesuaikan norma-norma yang berlaku di Indonesia. Upaya yang perlu dilakukan untuk mengembalikan semangat nasionalisme di kalangan anak muda adalah yang pertama memberikan pengetahuan tentang nasionalisme. Memperkenalkan Indonesia, menunjukkan bahwa Indonesia itu ada, Indonesia itu hebat, sehingga para anak muda akan bangga terhadap Indonesia dan mereka akan merasa memiliki Indonesia.


Narasumber
                                                            
Nama               : Hanum Ni’matul Rochmah
Pekerjaan         : Mahasiswa
Pendidikan       : Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
  




Nama                : Endang Sulastri
Pekerjaan          : Mahasiswa
Pendidikan        : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poitik Universitas SebelasMaret Surakarta
                          



Nama                 : Srikandi Prasastiningtyas
Pekerjaan           : Mahasiswa
Pendidikan         : Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
  

0 komentar: